AGAM, METRO–Pemerintah Kabupaten Agam mengingatkan petani Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau untuk mengantisipasi kematian ikan secara massal dampak dari cuaca ekstrim melanda daerah itu pada Desember 2024 sampai Januari 2025.
“Petani harus mengantisipasi kematian ikan secara massal saat kondisi cuaca ekstrim dan kita telah menyampaikan surat imbauan kepada petani melalui wali nagari atau kepala desa pada November 2024,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira di Lubuk Basung, Selasa (3/12).
Ia mengatakan petani diminta untuk segera memanen ikan jika sudah berukuran panen, tidak melakukan penebaran benih ikan sampai kondisi cuaca diperkirakan normal kembali.
Lalu melakukan pencegahan kemungkinan terjadinya kematian ikan dengan cara memberikan sirkulasi air pada masing-masing keramba jaring apung atau mengungsikan ikan ke perairan darat.
Mengumpulkan ikan yang mati dan menguburkan ke darat jika terjadi kematian ikan.
Selain itu memberikan pakan ikan seefesien mungkin sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan ikan untuk meminimalisir tumpukan limbah sisa pakan di dalam perairan danau.
“Ini harus dilakukan petani agar tidak mengalami kerugian akibat kematian ikan secara massal,” katanya.
Ia menambahkan pada Desember sampai Januari cuaca sangat ekstrim melanda daerah itu mengakibatkan terjadinya pembalikan air ke permukaan.
Dengan kondisi itu, udara di perairan bakal berkurang, sehingga ikan menjadi mati. “Ini yang harus diantisipasi, karena ikan pusing dan mati,” katanya.
Pada 2023 sekitar 15 ton ikan mati di Danau Maninjau, 2022 sekitar 705 ton, pada 2021 sekitar 1.705 ton. (pry)