Pemko Bukittinggi Upayakan Dentang Jam Gadang Terdengar Lebih Jauh

JAM GADANG— Pemerintah Kota Bukittinggi mengupayakan agar suara dentang Jam Gadang bisa terdengar lebih jauh jangkauannya. Hal ini disampaikan Pjs Wako Hani Syopiar saat memeriksa kondisi terkini bangunan ikonik itu.

BUKITTINGGI, METRO–Pemerintah Kota Bukittinggi Sumatera Barat me­ngupayakan agar suara dentang Jam Gadang bisa terdengar lebih jauh jangkauannya. Hal ini disampaikan Pjs Wako Hani Syopiar saat memeriksa kondisi terkini bangunan ikonik itu.

“Bunyi khas dari Jam Gadang, memang tidak pernah berubah dari dulunya. Kita coba pikirkan dan upayakan, bagaimana su­aranya ini bisa terdengar lebih jauh jangkauannya, mungkin bisa ditambah dengan pengeras suara, tapi tetap tidak merubah bunyinya,” kata Hani Syopiar, Senin.

Dentang Jam Gadang Bukittinggi selalu berbunyi dengan suara cukup keras sebagai penanda waktu setiap jamnya.

Hani Syopiar Rustam, berkesempatan untuk masuk dan naik ke puncak Jam Gadang sekaligus memeriksa asal bunyi dari sebuah lonceng serta mesin pemutar jarum Jam Gadang.

“Jam Gadang dengan Big Ben di London, Inggris, sama pembuatnya. Orang yang buat dan pabriknya sama. Jadi yang membuat Jam Gadang ini, namanya Benhard Vortmann dari Jerman. Dia hanya membuat dua di dunia, satu di London dan satunya di Bukittinggi ini,” ujarnya.

Untuk itu Pjs Wako Bukittinggi meminta warisan sejarah ini harus dipelihara keaslian dan keasriannya. Pemeliharaannya harus dilakukan rutin, dengan tidak merubah bentuknya.

Jam Gadang juga menjadi objek wisata masya­rakat dan turis yang ber­kunjung ke Bukittinggi dengan keberadaan taman luas di sekelilingnya.

Bermaterial kapur dengan tinggi sekitar 26 meter, Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris atau controleur Fort de Kock (sekarang Kota Bukittinggi) pada ma­sa pemerintahan Hindia Belanda. (pry)

Exit mobile version