AGAM, METRO–Dalam hiruk-pikuk kehidupan yang seringkali mengguncang ketenangan, Muhammad Ali Al-Hafiz, seorang pemuda sederhana dari Lubuk Basung, menapaki jalan yang penuh dengan liku dan harapan.
Ditengah kesulitan yang melanda keluarganya, Hafiz menunjukkan keteguhan dan tekad yang tak tergoyahkan untuk mencapai cita-citanya dan menjadi sosok yang bermanfaat bagi lingkungannya.
Hafiz, putra pasangan Khairullis dan Habibah, lahir di Lubuk Basung. Ia anak sulung dari lima bersaudara. Kehidupan sehari-harinya dipenuhi dengan tanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga, terutama setelah kepergian sang ibu tercinta.
“Kehidupan di rumah yang sederhana bersama empat orang adik membuat saya merasa bahagia. Saya menjadi tulang punggung dan adik-adik merasa seperti ibu pengganti,” ujarnya saat diwawancara, Kamis (22/8).
Kepada Hafiz, ibunya pernah berpetuah bahwa anak laki-laki harus bisa apapun, memasak, mencuci, menyapu bahkan ke pasar. Pesan ini menjadi bekal berharga yang membantunya mengatasi berbagai kesulitan.
Meski begitu, tantangan semakin terasa berat ketika Hafiz harus memilih untuk istirahat kuliah selama satu semester demi merawat adik-adiknya.
Ditengah situasi sulit ini, Hafiz tidak menyerah. Ia mencari informasi mengenai bantuan yang mungkin tersedia dari pemerintah dan akhirnya menemukan jalan bertemu Bupati Agam, Dr H Andri Warman, MM melalui Asisten I, Rahman dan dari rekan-rekan sesama pelaku seni tradisi di D’Palanos Art.
“Saya sering mendengar bahwa bapak Bupati sering memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan bantuan bapak Rahman dan istrinya, saya bisa berhubungan langsung dengan bapak Bupati,” cerita Hafiz.
Pertemuan dengan Bupati membuka lembaran baru bagi Hafiz dan keluarganya. Betapa tidak, bupati yang sering disebut Bapak Anak Yatim ini mengangkat Hafiz sebagai salah satu anak angkatnya. “Hafiz sangat bersyukur atas bantuan yang beliau berikan,” ujar Hafiz dengan mata berbinar.
“Bapak Bupati adalah sosok yang sangat baik dan selalu berpesan, selagi mau, masih mau dan ada niat, kenapa berhenti?, “ ucap Hafiz mengenang awal pertemuan dengan bupati.
Hafiz juga memanfaatkan masa istirahat kuliah dengan berbagai kegiatan positif. Ia mengikuti seminar, menjadi moderator serta pemateri dalam sosialisasi untuk remaja sebagai Duta GenRe Kabupaten Agam 2023.
“Kegiatan ini memberikan saya kesempatan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya,” katanya.
Kini, Hafiz tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti pemilihan Uda Uni Pariwisata Kabupaten Agam 2024 dengan harapan bisa menjadi finalis dan membanggakan almarhumah ibunya serta mengharumkan nama Lubuk Basung.
Harapan Hafiz kedepan sederhana namun dalam. Ia berharap dengan bantuan Bupati Agam, perkuliahannya bisa berjalan lancar dan selesai tepat waktu.
“Saya juga berharap tidak ada lagi kesulitan dalam berkegiatan di rumah bagi adik-adik saya. Semoga bapak bupati memiliki kesempatan untuk kembali menjabat sebagai Bupati di periode berikutnya. Kami sayang bapak dan ibu Yenni,” ujarnya Hafiz penuh harapan dengan mata berlinang penuh haru.
Dalam setiap langkahnya, Muhammad Ali Al-Hafiz membuktikan bahwa dengan ketulusan dan usaha yang tak kenal lelah, seseorang bisa mengatasi berbagai tantangan dan mencapai impian. Kisahnya adalah cerminan dari kekuatan tekad dan kebajikan yang mampu mengubah hidup menjadi lebih baik. (pry)