Wirid Mingguan Korpri Agam, Hadapi Musibah dengan Keteguhan Iman

Ustad Syamsul Bahri

AGAM, METRO–Kehidupan manusia tak lepas dari berbagai ujian dan cobaan, termasuk musibah yang datang tanpa terduga. Bagi umat Islam, menghadapi musibah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan merupakan bagian penting dari keimanan.

Demikian benang merah yang disampaikan Mubaligh Koto Bukittinggi, Ustad Syamsul Bahri, SHI, MH dalam wirid mingguan Korpri Kabupaten Agam pada Jumat (17/5) di Masjid Agung Nurul Falah.

Disampaikan, salah satu cara untuk menguatkan hati dalam menghadapi musibah adalah dengan memahami dan menghayati makna dari kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.

“Kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un berasal dari Al-Quran, tepatnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 156. Artinya sesungguhnya semuanya adalah milik Allah dan kepada-Nya akan kembali,” bebernya.

Kalimat ini lanjutnya, diucapkan sebagai bentuk kepasrahan dan pengakuan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini, termasuk diri kita sendiri, adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Musibah harus dimaknai sebagai momentum untuk introspeksi diri, melihat kembali hubungan kita dengan Allah.

“Saat menghadapi musibah, kita seharusnya bertanya pada diri sendiri, apakah selama ini kita sudah cukup dekat dengan Allah. Musibah menjadi pengingat untuk kembali kepada-Nya,” tuturnya.

Allah menguji keimanan dengan ketakutan. Ketakutan adalah salah satu bentuk ujian yang bisa datang dalam berbagai situasi, seperti ancaman, ketidakpastian atau bahaya.

Menurut Ustadz Syamsul, menghadapi ketakutan dengan iman yang kuat dan berpegang pada Allah akan membantu mengatasi rasa takut tersebut.

“Dalam setiap ketakutan, ada pelajaran untuk lebih bergantung kepada Allah dan menguatkan iman kita,” jelasnya. (pry)

Exit mobile version