Musibah harus dimaknai sebagai momentum untuk introspeksi diri, melihat kembali hubungan kita dengan Allah.
“Saat menghadapi musibah, kita seharusnya bertanya pada diri sendiri, apakah selama ini kita sudah cukup dekat dengan Allah. Musibah menjadi pengingat untuk kembali kepada-Nya,” tuturnya.
Allah menguji keimanan dengan ketakutan. Ketakutan adalah salah satu bentuk ujian yang bisa datang dalam berbagai situasi, seperti ancaman, ketidakpastian atau bahaya.
Menurut Ustadz Syamsul, menghadapi ketakutan dengan iman yang kuat dan berpegang pada Allah akan membantu mengatasi rasa takut tersebut.
“Dalam setiap ketakutan, ada pelajaran untuk lebih bergantung kepada Allah dan menguatkan iman kita,” jelasnya. (pry)