Tidak Berfungsi Sejak 2015, Bendungan Batang Bawan Kembali Dibangun

meninjau— Sekdakab Agam Edi Busti saat meninjau lokasi Bendungan Batang Bawan yang akan direkonstruksi memanfaatkan dana rehab rekon BNPB.

AGAM, METRO–Pengerjaan rekonstruksi bendungan Daerah Irigasi (DI) Batang Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam mulai dilakukan. Sebelumnya, bendungan Batang Bawan ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sejak banjir bandang melanda wila­yah itu pada 2015 silam.

Akibatnya ada ratusan hektar lahan persawahan ma­syarakat tidak dialiri air, dampak tidak berfungsinya bendungan itu.

“Rekontruksi DI bendungan Batang Bawan ini memanfaatkan dana rehab rekon dari BNPB sebesar Rp7,6 miliar lebih,” ujar Sekdakab Agam, Edi Busti saat kunjungi lokasi itu, Kamis (4/8).

Dikatakannya, dengan dilakukan rekontruksi bagaimana bendungan Batang Bawan ini kembali berfungsi, yang dapat dinikmati masyarakat untuk mengaliri air ke lawan persawahannya.

Kita mengerjakannya totalitas, tidak lagi dikerjakan dengan biaya terbatas. Artinya, diselesaikan satu masalah hingga tuntas, sehingga tahun depan tidak jadi permasalahan lagi,” sebutnya.

Sebab katanya, akibat tidak berfungsi bendungan ini ada sekitar 300 hektar sawah ma­syarakat yang tidak dialiri air, sehingga berdampak pada perekonomian mereka. “Secara prinsip dalam pengerjaan rekontruksi ini tidak ada kendala, semoga cuaca mendukung,” ucap Sekda Edi Busti.

Namun diharapkannya, kontraktor pelaksana bisa menuntaskan pekerjaanya dengan tanggungjawab dan komitmen yang tinggi. “Tapi sebulan bekerja kita lihat progres pengerjaannya cukup bagus, yang sudah capai 35 persen,” katanya.

Sementara itu, salah seorang petani, Agus (54) mengatakan, akibat bendungan tidak berfungsi ada sekitar 300 hektar persawahan masyarakat yang tidak dialiri air.

“Sehingga lahannya beralih fungsi ke kebun jagung, bahkan ada juga yang tidak digarap sama sekali,” terangnya.

Untuk itu, dengan dilakukan rekonstruksi bendungan diharapkannya sawah masya­rakat dapat kembali dialiri air, supaya mereka bisa menggarap sawahnya kembali.

Selain itu, ia juga harapkan perbaikan bandar yang mengaliri air dari bendungan ke sawah masyarakat, dengan panjang sekitar 2,5 kilometer. “Apabila bendungan sudah berfungsi, jika bandar tidak diperbaiki air tidak akan lancar mengaliri sawah masya­ra­kat,” ujarnya lagi. (pry)

Exit mobile version