Kasus PMK pada Sapi Tidak Pengaruhi Harga Daging di Kota Bukittinggi

TAK PENGARUHI— Kasus PMK pada ternak sapi tiak mempengaruhi harga daging di Kota Bukittinggi, sehingga Rumah Potong Hewan tetap beroperasi.

BUKITTINGGI, METRO–Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap ternak sapi yang baru saja ditemukan baru-baru di beberapa daerah di Sumbar. Namun, belum mempengaruhi harga daging khusunya di Kota Bukittinggi. Sehingga, Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada di Kota Jam Gadang masih tetap beroperasi seperti biasa.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Bukittinggi Melwizardi memastikan RPH masih beroperasi seperti biasa, hanya saja de­ngan pengawasan yang lebih ketat.  “Tidak ada penutupan RPH Bukittinggi, untuk pengawasan lebih kami tingkatkan, pengawasan dan pemeriksaan ternak dilakukan oleh tenaga medik dan paramedis veteriner yang bertugas di rumah potong,” kata Melwizardi.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Disperindagkop UKM Bukittinggi, Milla Rosi Yanti menegaskan harga daging yang dijual di sejumlah pasar tradisio­nal di Bukittinggi masih me­ngikuti harga sepekan menjelang Idul Fitri 2022.   Saat itu, bertepatan momen lebaran dan meningkatnya permintaan ma­syarakat, harga daging naik menjadi Rp 150 ribu per kilogram.

“Harga daging di pasaran masih bertahan di Rp 150 ribu per kilogram, stok daging juga masih mencukupi, kalaupun stok berkurang nanti akan di­koordinasikan dengan Bulog dan Dinas Pertanian,” kata Melwi­zardi.

Sebelumnya, Gubernur Sum­bar mengeluarkan Surat Edaran (SE) setelah ditetapkannya beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur dan Aceh Tamiang, Provinsi Aceh sebagai daerah wabah PMK, oleh Kementerian Pertanian RI.

Surat Edaran (SE) no 559/ED/GSB 2022 itu ditulis tentang pe­ngendalian dan penanggula­ngan terhadap ancaman masuk dan penyebarnya penyakit mulut dan kuku (food anddisease)/(PMK) di Sumbar.

Dalam SE yang diterbitkan pada 12 Mei 2022 tersebut, me­larang jual beli ternak rumi­nansia(sapi, kerbau, kambing, dan domba) dari wilayah yang sedang terjangkit kasus PMK. Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, drh. Erinaldi, menyatakan empat ekor ternak sapi yang ada di Pasar Ternak Palangki, Sijunjung terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Sebelumnya kita menda­patkan informasi pada 12 Mei 2022 bahwa empat ekor sapi di pasar ter­nak Palangki, Sijunjung ter­jang­kit PMK, hasilnya laboratorium­nya tadi baru keluar yang mem­be­narkan ternak tersebut po­sitif PMK,” kata Melwizardi. (pry)

Exit mobile version