BUKITTINGGI, METRO
Zona Reptil dan Zona Karnivora di Taman Marga Satwa Budaya dan Kinantan (TMSBK), bakal menjadi magnet baru pariwisata Kota Bukittinggi. Kehadiran zona reptil dan karnivora ini akan menambah nilai jual pariwisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke Kota Jam Gadang Bukittinggi.
Kadis Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bukittinggi, Supadria, melalui Kabid TMSBK Ikbal mengatakan, pembangunan zona reptile ini merupakan pekerjaan lanjutan revitalisasi TMSB tahap II, yang pekerjaannya ditargetkan selesai pada akhir Desember 2020.
Zona reptile ini akan menjadi destinasi wisata baru yang akan saling melengkapi dengan zona satwa lainnya yang ada di TMSBK, seperti zona burung dan zona karnivora. Kehadiran zona-zana satwa dengan kombinasi kandang yang modern ini, diharapkan akan menjadi magnet baru untuk menarik kunjungan wisatawan dari berbagai daerah ke Bukittinggi.
“Melalui revitalisasi TMSBK tahap II ini, diharapkan tingkat kunjungan wisatawan ke Bukittinggi bisa lebih meningkat lagi, sekaligus dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari retribusi objek wisata” ujar Ikbal, Jumat (27/11).
Ia menjelaskan, revitalisasi TMSBK tahap II meliputi penyelesaian zona burung, pembuatan kandang zona reptil dan pembuatan kandang zona karnivora. Untuk penampilan kandang zona reptil dan zona karnivora dibuat dengan konsep yang modern, berbeda dengan kondisi kandang sebelumnya berupa kandang terali besi dan pagar pembatas.
Untuk masing-masing kandang reptil dan karnivora sekarang ini akan dipasang pembatas berupa kaca tebal, sehingga pengunjung dapat lebih leluasa menyaksikan satwa-satwa yang ada, sekaligus dapat berintegrasi dengan satwa dari balik dinding kaca tebal tersebut.
Intinya pengunjung yang berada di zona reptil dan zona karnivora ini, akan merasakan berada di alam satwa itu sendiri. Khusus untuk zona reptile, pengunjung nantinya seakan-akan berada dalam perut dinosaurus. Sebab untuk masuk zona reptile, pengunjung masuk melalui gerbang yang berbentuk mulut dinosaurus,” ungkap Ikbal.
Menurutnya, pekerjaan revitalisasi TMSBK tahap II telah dimulai sejak April 2020 dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2020, dengan anggaran sebesar Rp 13 miliar lebih dari APBD Kota Bukittinggi. Revitalisasi TMSBK tahap II ini juga merupakan lanjutan dari pekerjaan revitalisasi TMSBK tahap I berupa pembuatan kandang aviary untuk zona burung.
Terpisah Kepala Disparpora Bukittinggi Supadria mengatakan, kehadiran zona reptil dan karnivora ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke Bukittinggi, serta berdampak terhadap peningkatan PAD dan perekonomian masyarakat.
“Jika tingkat kunjungan meningkat, maka geliat perekonomian di Kota Bukittinggi juga akan ikut terdorong seiring dengan ramainya kunjungan wisatawan,” ujar Supadria.
Menurutnya, revitalisasi TMSBK yang dilaksanakan bertujuan untuk lebih memberikan suasana baru bagi satwa yang ada didalamnya.
Disamping itu, juga untuk menjadikan TMSBK Bukittinggi menuju pengelolaan TMSBK yang modern. Artinya dalam TMSBK ada pemeliharaan, pengembangan dan aktivitas penelitian atau edukasi,sehingga pada akhirnya TMSBK Bukittinggi memiliki konsep konservasi, edukasi dan rekreasi.
“Sebagai kota pariwisata, pemerintah daerah tentu ingin bagaimana PAD yang bersumber dari retribusi objek wisata ini terus meningkat. Oleh karena itu, berbagai terobosan dilakukan Pemko untuk pembenahan dan pengembangan objek wisata, agar pengunjung dan wisatawan tidak bosan- bosannya ke Bukittinggi. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bukittinggi, tentu akan berdampak terhadap geliat perekonomian,” ujar Supadria. (pry)
