Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19, Isolasi Berbasis Nagari Dipersiapkan

AGAM, METRO
Untuk mengantisipasi lonjakan penularan kasus Covid-19, Pemkab Agam akan menyiapkan rumah isolasi berbasis nagari atau kaum. Hal ini merupakan alternatif dari terbatasnya kapasitas rumah sakit dalam menampung dalam penanganan pasien positif Covid-19.

Selain itu, rumah isolasi berbasis nagari ini secara tidak langsung menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 secara kolektif. Karena sistem kekerabatan adat di nagari semakin kental, karena direkat nilai-nilai adat.

Hal itu merupakan benang merah yang disampaikan Bupati Agam, Dr Indra Catri saat mengecek kesiapan rumah isolasi berbasis nagari di Nagari Ampang Gadang dan Nagari Pasia Laweh, Rabu (9/9). “Perlu disampaikan, dalam satu bulan terakhir kasus positif Covid-19 di Agam mencapai 200 kasus, di mana 20 persen dari kasus positif Covid-19 di Sumbar. Dengan lonjakan tersebut, maka diperlukan alternatif lokasi perawatan mengingat keterbatasn kapasitas rumah sakit dalam menampung pasien positif Covid-19,” ujar Indra Catri.

Dijelaskan Indra, rumah isolasi nagari nantinya akan menampung pasien positif Covid-19 asimptomatik atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Untuk mengetahui kasus asimptomatik tersebut dapat dilakukan dengan memaksimalkan tracking, tracing dan treatment (3T).

Dengan memaksimalkan 3T, seperti memperdalam pelacakan, maka akan mengetahui mana pasien yang bergajala dan mana yang tidak. Nah, yang tidak bergejala maka akan dikarantina secara mandiri di rumah isolasi. “Sehingga bisa mengurangi kapasitas karantina di rumah sakit,” jelas Indra Catri.

Jika seandainya 82 nagari di Kabupaten Agam mempunyai rumah isolasi yang bisa menampung 4 pasien positif Covid-19, maka persoalan keterbatasan tempat isolasi di rumah sakit bisa teratasi. “Untuk itu, saya berharap setiap nagari mempunyai rumah isolasi masing -masing, tagak nagari manjago nagari, tagak kampuang manjago kampuang, tagak kaum mambela kaum, anak dipangku kamanakan dibimbiang, selamatkan kemanakan kita maka kita akan menyelamatkan orang kampung,” ulas Indra.

Menurut Indra Catri, keberadaan rumah isolasi berbasis nagari diharapkan dapat merubah stigma masyarakat tentang ancaman Covid-19. Dengan adanya rumah isolasi, masyarakat diharapkan menjadi agen edukasi protokol kesehatan Covid-19.

“Semoga dengan adanya rumah isolasi di setiap nagari akan lahir kesadaran bersama bahwa pandemi Covid-19 sangat mengkhawatirkan, bahkan di Agam sudah 5 pasien Covid-19 yang meninggal dunia,” ungkap Indra.

Pada kesempatan tersebut, Indra Catri mengapresiasi masyarakat di Nagari Ampang Gadang dan Pasia Laweh yang telah bersedia memberikan rumah untuk dijadikan tempat isolasi pasien positif Covid-19. “Terima kasih kepada masyarakat yang telah bersedia meminjamkan rumahnya dan menerima pasien Covid-19, jadi basamo mangko manjadi, itulah arti penting kesadarang bersama,” tutur Indra.

Sementara itu Wali Nagari Ampang Gadang Rifki Syaiful mengatakan, rumah isolasi berbasis nagari di daerah setempat sudah siap dipergunakan kapan saja. Pihaknya tinggal menunggu instruksi dari tim kesehatan setempat kapan rumah isolasi tersebut diperlukan. “Kita sudah berkoordinasi dengan petugas kesehatan di puskesmas, kita tinggal menunggu kapan rumah ini dibutuhkan, artinya kapanpun rumah ini bisa dipergunakan,” ujar Rifki. (pry)

Exit mobile version