Rumah Ibrahim (42) warga By Pass, Tanjung Alai, Nagari Pauah, Kecamatan Lubuksikaping terancam ambruk jika irigasi yang jebol tak segera ditangani.
PASAMAN, METRO–Ibrahim (42), warga By Pass Tanjung Alai, Nagari Pauah, Kecamatan Lubuksikaping, Kabupaten Pasaman hanya bisa pasrah. Pasalnya, rumah yang ia huni selama ini kini terancam roboh menyusul amblasnya saluran irigasi persawahan yang berada persis di samping kediamannya itu.
Ibrahim kepada POSMETRO mengatakan, irigasi tersebut jebol sudah dua pekan lamanya. Pemicunya, akibat tebing sungai Batang Mauah longsor hingga merubuhkan saluran irigasi. ”Saluran irigasi ini amblas sejak 5 Agustus lalu. Akibat tebing sungai longsor. Kondisi ini membuat khawatir karena rumah saya terancam bisa ambruk,” imbuh Ibrahim, Selasa (18/8).
Ia mengatakan, peristiwa itu sudah ia melaporkan ke pihak terkait (DPU) agar secepatnya melakukan perbaikan guna menghindari jatuh korban. ”Pihak PU sudah datang, mereka sudah survei. Namun, belum ada jawaban apakah kerusakan itu bisa diperbaiki secepatnya atau tidak,” ujarnya.
Ia menyampaikan, kekhawatirannya jika saluran ambrol itu tidak diperbaiki sesegera mungkin. Rasa cemas bercampur was-was selalu menghantui ia dan keluarganya apalagi disaat hujan tiba. “Saya dibuat gaduh jika hujan tiba apalagi disaat malam, tak bisa tidur dibuatnya. Ditambah lagi rembesan air dari saluran terus menggerus tebing,” tukuknya.
Salah seorang warga setempat mengatakan, jika diperbaiki harus dibuatkan pasangan bronjong guna mengamankan tebing sungai dari hantaman derasnya arus sungai. Dikatakan, kerusakan saluran irigasi yang menyuplai kebutuhan air untuk petani sawah dan kolam di daerah itu mencapai ratusan juta.
“Panjang saluran jebol mencapai 15 cm dengan kedalaman 4-5 meter. Sementara panjang saluran irigasi keseluruhan capai 450 meter. Menyuplai kebutuhan air untuk puluhan hektar sawah dan belasan kolam warga,” kata Alputra, salah seorang warga setempat.
Sementara Kepala Bidang Pengairan Pekerjaam Umum (PU) Pasaman Joni Edwar mengatakan, bahwa pihaknya tak memiliki anggaran cukup untuk melakukan perbaikan saluran irigasi yang jebol itu. Namun, ia berjanji akan mengupayakan perbaikan secara darurat.
“Jika perbaikan secara permanen kita tak sanggup, dana sudah habis. Namun untuk penanganan secara darurat akan kita upayakan. Kalo anggarannya sebesar Rp20 juta bisa dicarikan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, untuk sementara waktu pihaknya akan mengupayakan pemasangan pipa disaluran yang jebol itu guna memasok kebutuhan air bagi sawah dan kolam warga. Ia pun meminta warga sedikit bersabar.
”Warga harap bersabar, kita akan perbaiki secara darurat dulu agar air bisa mengalir ke sawah dan kolam warga. Sementara kita pasang pipa dulu melewati saluran yang jebol,” katanya.
Pihaknya, kata Jon, jauh-jauh hari sudah membuat himbauan, melarang warga mendirikan bangunan disekitar bibir sungai. Cara ini untuk mencegah warga tertimpa bencana banjir atau pun longsor.
“Sebenarnya kita sudah melarang warga mendirikan bangunan dibantaran sungai. Jika sungai berlebar 40 meter, bangunan dilarang berdiri hingga diradius 30 meter,” tukasnya. (cr5)
Komentar