PASAMAN, METRO
Pemerintah Kabupaten Pasaman melalui Dinas Kesehatan Pemkab Pasaman menyelenggarakan rapat kordinasi (Rakor) penguatan intervensi suplementasi gizi ibu hamil dan balita pada daerah lokus stunting di wilayah tersebut.
Rapat itu dilaksanakan di Aula Dinas Kesehatan Pasaman dengan menghadirkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai Narasumber.
Rakor tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Dr. Arnida dan Kabid Kesehatan Masyarakat Dr. Rahadian Suryanta beserta jajaran serta dihadiri kepala OPD terkait, Kepala Puskesmas se Pasaman dan beberapa Camat dan Walinagari di Pasaman, Kamis (27/2) kemarin.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Pasaman dr. Arnida mengatakan rapat kordinasi penguatan intervensi suplementasi gizi ibu hamil dan balita pada daerah lokus stunting merupakan rapat koordinasi untuk menjembatani kesatuan langkah dalam penanganan stunting, antara jajaran pemerintahan kecamatan dengan puskesmas pada wilayah masing-masing sebagai penyedia layanan kesehatan. Arnida menambahkan bahwa salah satu prioritas pembangunan kesehatan dalam RPJMN tahun 2020-2024 adalah perbaikan gizi dalam menangani stunting. Sehingga pencegahan dan penanggulangan stunting menjadi sangat penting dan menjadi prioritas pemerintah.
Untuk Kabupaten Pasaman sendiri kata dia, merupakan tahun ketiga penetapan Kabupaten Pasaman sebagai salah satu Kabupaten lokus stunting sehingga rapat koordinasi tersebut sangat penting dilaksanakan demi menyatukan pandangan dan fokus dalam melakukan penanganan stunting. Ada beberapa poin pembahasan dalam rapat kordinasi tersebut salah satunya penyampaian tentang capaian indikator program gizi pada ibu hamil dan balita mulai dari tingkat puskesmas, kabupaten hingga provinsi.
Selanjutnya program intervensi stunting tahun 2019, Inovasi Puskesmas dalam penanganan stunting sepanjang tahun 2019 serta rencana inovasi Puskesmas untuk tahun 2020 dalam penanganan stunting. “Dari hasil rapat koordinasi ini dapat disepakati bahwa jajaran Puskesmas akan memberikan data cakupan program gizi dan data stunting secara kontiniu kepada Pemerintahan Kecamatan sebagai dasar untuk melakukan penanganan stunting secara komprehensif,” jelas Arnida. Sementara itu Kepada Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat dr. Rahadian Suryanta menambahkan dalam menekan angka stunting perlu sekali dilakukan cara penanganannya secara sensitif dan spesifik. Rahadian menyebutkan, penanganan stunting itu dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan (HPK) mulai dari umur balita 0 dalam kandungan sampai dengan anak usia 2 tahun.
Sementara bagi para ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi akan diberikan makanan tambahan berupa biskuit dan susu dengan jangka waktu pemberian disesuaikan Dengan kondisi ibu hamil dan balita itu sendiri. “Kepada bayi kita utamakan pemberian asi eksklusif sampai dengan usia 6 bulan sementara bagi Ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis akan mendapatkan makanan tambahan,” katanya. Sementara itu jumlah ibu hamil di Pasaman yang harus mendapatkan asupan gizi makanan yakni berjumlah 600 orang sementara jumlah balita yang menderita stunting sebanyak 4312 balita.
Demi untuk menekan angka stunting di Pasaman pihaknya melibatkan seluruh pihak termasuk OPD terkait dilingkungan Pemerintah Pasaman. Ia mengajak seluruh lintas sektoral untuk bekerjasama dalam mengurangi dan menekan angka stunting di daerah itu. Sementara itu Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Pasaman terus mendorong Pemkab Pasaman khususnya dinas terkait dalam mengatasi masalah stunting di daerah itu. Salah satunya datang dari anggota DPRD dari praksi partai PAN Yulisman, ia menyebutkan salah satu upaya dalam mengatasi masalah stunting atau kekurangan gizi pada ibu hamil dan balita di daerah itu dengan cara memperkuat ketahanan pangan.Yulisman mengatakan Stunting atau gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan kondisi tumbuh pendek atau cebol harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah.
Ia mengatakan DPRD Pasaman terus mendorong semua pihak untuk bersama-sama dalam mengatasi masalah stunting di Pasaman salah satunya melalui peningkatan produk pertanian hal itu akan mendukung ketahanan pangan. Menurutnya pemenuhan gizi pada anak sangat erat hubungannya dengan makanan yang mengandung vitamin, sayur-sayuran, buah-buahan serta makanan lainnya yang didapat dari sektor pertanian tanaman pangan. (cr6)


















