Gerakan Ecobrick Labinar Berhasil ”Penjarakan” Sampah Plastik

LABUHBASILANG, METRO  – Lurah Labuah Basilang, Kota Payakumbuh, Nazril Ardi Wiranata, S.IP, gencar melakukan pengelolaan sampah plastik. Melalui gerakan Ecobrick, sedikitnya 640 kilogram sampah plastik rumah tangga berhasil “dipenjarakan” setiap Bulan.
Selain itu di Kelurahan Labuah Basilang, juga sudah ada mesin pencacah, mesin pemotong leher minuman gelas, dan mesin peleleh sampah plastik jadi benang Filament. Berbagai gerakan yang dilakukan Lurah Labuah Basilang ini dapat menjaga lingkungan dari pencemaran sampah plastik.
“Memang untuk saat ini kita gencar melakukan pengelolaan sampah plastik. Bahkan kita membuat program gerakan Ecobrick Labinar. Rata rata per rumah setiap Minggu dapat menghasilkan 2 botol Ecobrick dengan volume 200 gram per botol, kalau di LBS ada 400 rumah, maka dikali 400 gram Ecobrick, berarti sudah “terpenjarakan” sampah plastik 160 kilogram seminggu. Dan sebulan 640 kilogram,” sebut Nazir Ardi Wiranata, Kamis (28/11) kepada wartawan.
Disampaikan Lurah mudah diakses ini, hanya dengan melakukan Satu gerakan Ecobrick sudah ratusan kilogram sampah plastik berhasil “dipenjarakan” dan pencemaran lingkungan akibat sampah plastik dapat terhindari. Menurutnya, program gerakan Ecobrick ini juga bernilai Ekonomi.
“Kalau kita dikelurahan LBS sebulan mampu “mempenjarakan” sampah plastik 640 kilogram, coba bayangkan jika ini menjadi gerakan disetiap Kelurahan di Kota Payakumbuh, maka tonan sampah plastik bisa “dipenjarakan” setiap bulannya. Maka tentu kita dapat terhindari dari pencemaran lingkungan akibat sampah plastik,” tuturnya.
Ecobrick dicetuskan oleh pasangan suami istri Russel Maier (Kanada) dan Ani Himawati. Ekobrick adalah pengolahan sampah plastik menjadi material ramah lingkungan. Material ramah lingkungan tersebut dibuat dengan cara memasukkan dan memadatkan sampah plastik kedalam botol plastik bekas. Meskipun membutuhkan waktu yang lama, pembuatan ecobrick cukup mudah.
Nazir Ardi Wiranata, menyampaikan melalui gerakan Ecobrick ini, disamping mampu menjaga lingkungan dari sampah plastik juga memiliki nilai Ekonomi bernilai tinggi yang dapat dimamfaatkan oleh masyarakat. Bisa dijadikan bata, bisa dijadikan tempat duduk dan meja. Tinggal bagaimana kreativitas masing-masing pengelola untuk menjadikan tampilan Ecobrick tampak cantik dan Indah.
“Kini kebetulan dalam pencanangan BBGRM Kecamatan Payakumbuh Barat, LBS ikut serta pameran Ecobrick dan pengolahan sampah plastik dengan menggunakan mesin peleleh hingga menjadi benang Filament,” tuturnya disela-sela mempersentasilan program Ecobrick kepada masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh, Dafrul Fasi, menyampaikan bahwa untuk pengelolaan dan pengurangan sampah plastik di Kota Payakumbuh, ada beberapa Langkah yang dilakukan. Seperti, pemilahan dari rumah tangga, Sosialisasi pembentukan Bank sampah di setiap sekolah dan kelurahan.
Kemudian juga melakukan sosialisasi tingkat kelurahan dan tingkat kota, melakukan pelatihan recyle sampah plastik, membangun tempat pengolahan sampah terpadu dan khusus sampah plastik   berkerjasama dengan SMK 2 dan harapkan ke depan sampah plastik bernilai ekonomis, membuat edaran pengurangan sampah plastik ke sekolah-sekolah , warung-warung pertokaan, dan OPD, dan edaran penggunaan  kemasan organik  pada saat idul adha kemaren.
“Untuk aturan terkait pengelolaan sampah plastik ini belum ada Perda khususnya. Rencana kita membangun Perwako, tapi secara bertahap, makanya kita tindak lanjuti dengan edaran,” sebut Dafrul Fasi, kepada wartawan saat ditanya terkat penanganan sampah plastik di Kota Payakumbuh. (us)

Exit mobile version