PASBAR, METRO–Kementerian Agama (Kemenag) Pasaman Barat (Pasbar), kembali mengukur arah kiblat di sejumlah titik masjid dan mushalla yang ada di daerah itu.
”Pengukuran arah kiblat telah kami lakukan sejak Januari 2015. Sudah ada sekitar enam masjid dan mushalla yang kita ukur ulang arah kiblatnya,” kata Ketua Tim Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Pasbar, Suharjo Lubis pada POSMETRO Kamis (13/8).
Ia mengatakan pengukuran arah kiblat ini sangat penting, sebab tidak sedikit masjid yang ada di Pasbar mengalami kekeliruan dalam memposisikan arah kiblat. Selain itu juga akibat pengaruh bergesernya lempeng bumi dan gempa sering terjadi.
Menurutnya, sebanyak 320.000 atau 40 persen dari 800.000 jumlah masjid seluruh Indonesia mengalami pergeseran arah kiblat. Salah satu penyebabnya adalah bergesernya lempeng bumi dan musibah gempa bumi bertubi-tubi yang melanda Indonesia dan Sumbar khususnya.
Disebutkan, pengukuran arah kiblat yang dimaksud adalah upaya membenarkan pemakaian arah kibat pada sarana ibadah yang ada. Pihaknya telah melakukan pengukuran kepada sejumlah masjid atau musholla diantaranya mushala Al-Ikhlas Batang Tian, Jorong Pasaman Baru, masjid Haji Zal Batang Biyu Kecamatan Pasaman, Mushala Sekolah Dasar (SD) El-Ma¿arif Jambak dan masjid Nurul Hidayah Jorong Kampung Lambah, Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman.
Selain itu Masjid Al-Manaar Kampung Sudut, Jorong Pasaman Baru, Kecamatan Pasaman, dan mushala Nurul Iman Kampung Garantung, Nagari Aia Gadang, Kecamatan Pasaman. “Kesalahan penentuan arah kiblat yang banyak terjadi di beberapa masjid di Pasaman Barat, pembetulannya tidak harus dengan membongkar bangunan, cukup mengubah posisi shaf dan arah kiblatnya yang diubah,” sebutnya.
Dijelaskan proses pengukuran untuk penentuan keakuratan arah kiblat dilakukan dengan menggunakan alat yang namanya Theodolit, di mulai pukul 09.30 WIB dan selesai menjelang siang. Dalam pengukuran arah kiblat ini sangat diperlukan ketelitian agar tidak bergeser dengan arah yang jelas. Perlu ketelitian yang tinggi untuk mengukur arah kiblat, sehingga tidak bergeser karena satu derajat saja selisih maka akan bergeser ratusan kilometer dari Ka’bah,” ujarnya.
Setelah proses pengukuran selesai tim memberi tanda pada hasil pengukuran dengan menarik garis arah kiblat dan garis shaf sebagai tanda untuk memudahkan pengurus masjid dan mushalla tersebut. Pihaknya berharap agar masjid dan mushalla yang ada mempunyai arah kiblat yang tepat. Untuk itu pihaknya siap mengukur kembali arah kiblat masjid dan mushalla yang ada di Pasaman Barat secara keseluruhan. (end)