Adanya peningkatan bea balik nama dan penambahan asesoris (facelift) berdampak pada kenaikan harga mobil dan motor. Sementara itu, tren peningkatan harga emas global yang ditengarai akibat meningkatnya permintaan berdampak pada peningkatan harga emas domestik.
Periode Februari 2016 diwarnai adanya deflasi pada komoditas bawang merah seiring dengan panen di wilayah sentra Nganjuk dan Brebes, penurunan harga BBM serta penurunan tarif listrik yang dilakukan bertahap sejak Desember 2015 hingga Februari 2016. “Ke depan, tekanan inflasi diperkirakan masih bersumber dari komoditas bahan pangan. Berkurangnya pasokan akibat curah hujan yang tinggi di Sumbar berpotensi memberikan tekanan inflasi kembali pada komoditas bahan pangan,” tukas Puji.
Dalam hal ini sebutnya, juga perlu diwaspadai kecukupan pasokan komoditas cabai merah khususnya dari daerah-daerah sentra produksi di Jawa ke Sumbar. Di samping itu, kebijakan pengalihan pelanggan listrik rumah tangga dengan daya 900VA ke daya 1300VA juga diperkirakan memberikan dampak yang cukup tinggi pada kelompok administered price.
Seiring peningkatan tekanan harga pada triwulan I 2016, TPID Provinsi Sumbar telah melakukan sejumlah langkah antisipasi diantaranya melakukan operasi pasar untuk komoditas beras. Operasi pasar ini berlangsung di 12 pasar yang ada di Padang dengan total kumulatif beras sebanyak 2.075 ton dari periode Desember 2015 hingga Februari 2016.
Namun demikian, upaya tersebut belum mampu secara optimal menekan kenaikan harga beras. Ke depan, TPID Provinsi Sumbar perlu segera melakukan langkah-langkah implementatif dalam upaya mengendalikan inflasi Sumbar. Untuk itu kiranya perlu dilakukan sinkronisasi pogram kerja SKPD yang berkaitan pengendalian harga dengan peta jalan (roadmap) pengendalian inflasi. (r)















