PDG.PANJANG, METRO–Kasus Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) juga terjadi di kota serambi mekah dari tahun ke tahun. Khusus di Padangpanjang, hal tersebut telah menjadi perbincangan sejak tahun 2011 hingga saat ini, kasus yang termasuk atau tergolong LGBT itu ternyata belum bisa diantisipasi Pemko Padangpanjang, diduga karena kurangnya koordinasi lintas SKPD di kota hujan ini.
Walaupun telah menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat, namun upaya antisipasi serta sosialisasi belum dilakukan secara maksimal, walaupun keberadaan atau kasus LGBT tersebut telah membuat masyarakat resah dan gerah selama ini.
Salah seorang tokoh masyarakat, yang sangat peduli dengan kehidupan sosial, Masri Edwar merasa sedih dengan lambatnya penanganan kasus LGBT oleh Pemko Padangpanjang. ”Saya menyayangkan lambatnya antisipasi Pemko atau instansi terkait. Kalau seperti ini, bisa saja pelaku LGBT bak bunga mekar di tengah masyarakat Padangpanjang,” ujar Masri Edwar, Senin (29/2).
Di Padangpanjang, diduga pelaku LGBT terus bergerak dan mengincar korban-korban mereka terutama generasi muda, yang sangat gampang mereka pengaruhi akibat kurangnya sosialisasi selama ini. Pantauan koran ini di sejumlah titik di Kota Padangpanjang terdapat sejumlah kos-kosan, yang terbilang rawan dan berindikasi tempat berkumpulnya sejumlah pelaku LGBT.
Di kos-kosan tersebut, terlihat ditempati sejumlah pria yang bisa dikatakan atau tergolong waria, pasalnya mereka berprilaku layaknya wanita dan sering berteman dalam kesehariannya dengan sesama jenis. Perilaku mereka itu, terlihat sangat jelas, dan dapat diduga di lokasi ini pusat berkembangnya LGBT.
Walaupun perbuatan mereka sangat jelas dan bisa dikatakan masuk LGBT oleh warga sekitar. Tapi anehnya, penertpan oleh aparat terkait, terkesan tutup mata dan sangat jarang menjambangi lokasi-lokasi, atau kos-kosan tersebut, walupun telah beberapa kali dilaporkan masyarakat. “Kami telah melaporkan dugaan itu, namun belum terlihat pergerakan mereka. Buktinya, keberadaan mereka terus bertambah,” tuturnya.
Tak Ada Anggaran
Kepala Badan Penanggulangan Bencan Dearah (BPBD)dan Kesbangpol Kota Pangpanjang Erizal lmengatakan, terkait maraknya kasus prilaku menyimpang tidak dipungkirinya terjadi di Padangpanjang selama ini. Namun keluhnya, Pemko Padangpanjang tidak berbuat banyak melakukan upaya tau langkah antisipasi. ”Kami tidak memiliki anggaran, namun upaya atau antsipasi telah dilakukan seperti koordinasi dengan Kemenag, Satpol PP, serta Dinas Pendidikan selama ini untuk melakukan sosialisasi,” tegasnya.
Terpisah Ketua Komisi I DPRD Padangpanjang, Nasrullah Nukman, merasa kecewa dengan sejumlah SKPD, yang bertanggung jawab melakukan antisipasi di tengah masyarakat. Dirinya mengaku, telah memperingati kepala SKPD secara langsung, namun tidak belum terlihat langkah antispasi atau langkah-langkah penanggulangan.
”Saya sangat kecewa dengan kepala SKPD tersebut, yang saya takutkan masalah LGBT ini akan menjadi sebuah gunung es kedepannya. Untuk itu, seluruh pihak terkait akan kami panggil ke DPRD Padangpanjang,” tegas Politisi Partai PKS tersebut.
Pemanggilan seluruh pihak terkait tersebut akan dilaksanakan dalam minggu ini. Berkemungkinan sebutnya lagi, dalam satu atau dua hari kedepan, DPRD Padangpanjang, akan menyurati SKPD terkait satu persatu. (a)
Komentar