Seharusnya Kurikulum untuk Anak, Bukan Anak untuk Kurikulum

TANAHDATAR, METRO – Kak Seto sapaan akrab dari Psikolog Anak Dr Seto Mulyadi MPsi mengatakan, dalam dunia pendidikan seharusnya kurikulum untuk anak, bukan anak untuk kurikulum, begitu juga sekolah untuk anak bukan anak untuk sekolah.
Hal itu dikatakan Kak Seto ketika tampil pada Seminar Indonesia Millennial Teacher Festival (IMTF) bersama ribuan guru dan kepala sekolah se-Kabupaten Tanahdatar di halaman Istano Basa Pagaruyung, Selasa (15/10).
Kak Seto menilai kurikulum pendidikan di Indonesia terlalu padat, hal ini dikutipnya dari harian Kompas, yang disampaikan Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI beberapa tahun lalu.
“Kurikulum jangan sampai merampas hak-hak guru sebagai pengajar dengan cara-cara yang menyenangkan, menarik, kreatif dan sebagainya,” ucap Kak Seto pencipta lagu, Si Komo Lewat Tol, dan serial Si Komo di salah satu stasiun tv nasional yang terkenal era 90-an itu.
“Sebagai Anggota Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selalu memohon suara ini digaungkan, suara dari para guru, kepala sekolah, dinas pendidikan di berbagai kabupaten dan kota serta provinsi supaya terdengar sampai ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Kak Seto.
Dijelaskan Kak Seto bahwa sekolah yang menyenangkan adalah sekolah yang ramah anak, membuat anak-anak kreatif, sehingga akan menghasilkan pribadi yang unggul di masa depan.
“Anak Indonesia harus maju terus, ma-matang, ju-jujur, ter-terlindungi, u-unggul, dan s-sejah tera, sehingga anak-anak yang terlindungi akan jujur akan terus mengembangkan potensi dirinya menjadi anak-anak hebat yang unggul dimasa depan,” urai Kak Seto.
Kak Seto juga katakan jika kurikulum pendidikan sering kurang berpihak kepada hak anak. Sementara belajar adalah hak anak, karena anak senang belajar, mulai dari tengkurap, berdiri, berbicara dan lain sebagainya. “Mendidik anak dengan cara-cara menyenangkan, dengan waktu yang singkat anak-anak dapat memahami bahasa ibunya,” ulas Kak Seto.
Kak Seto ini juga sampaikan kekhawatirannya akan pengaruh gadget, karena ini sangat menarik namun bisa berujung pada perundungan bullying, sehingga membuat anak gelisah dan cemas, semula pede, jadi rendah diri, semula rajin, jadi malas bahkan panik. Dan akan memicu berbagai prilaku agresif, kenakalan remaja, tawuran, merokok, hingga narkoba.
Sebelumnya Bupati Tanahdatar Irdinansyah Tarmizi sampaikan apresiasi dan ucapkan terima kasih pada panitia IMTF yang telah menggelar seminar bagi guru di Tanah Datar dan kepada para Kepala Sekolah dan Guru yang telah berkontribusi pada acara tersebut. Ucapan terima kasih dan selamat datang juga disampaikannya kepada ketua KPAI Kak Seto dan Mr Dedi Fitra Johor selaku narasumber dan motivator.
Bupati katakan jika di Tanahdatar pendidikan adalah prioritas utama, karena minimnya Sumber Daya Alam (SDM) yang bisa dikembangkan,
“Kami yakin dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, Tanahdatar akan lebih maju dan berkembang kedepan serta SDM unggul juga akan membanggakan daerah,”ucap Irdinansyah Tarmizi.
“Semua harus simultan, tidak semata pengadaan, fasilitas dan prasarana yang ada, namun juga menyiapkan para guru yang siap memberikan yang terbaik bagi anak-anak didik,” tambahnya.
Bupati juga sampaikan apresiasi pada kepala sekolah dan guru yang hadir dan ikut seminar ini. Dikatakannya pada era milenial ini bagaimana cara guru mentransfer ilmu kepada murid, dari itu bupati berharap peserta bisa mengikuti IMTF ini dengan serius.
Kepala Dinas Pendidikan Riswandi, mengatakan IMTF ini juga dalam rangka peningkatan SDM pelaku pendidikan serta dalam upaya menyongsong era revolusi industri 4.0 (four point zero).
Riswandi menyebutkan kegiatan satu hari penuh tersebut dibagi ke dalam dua sesi, yaitu untuk seminar yang diikuti guru dan kepala sekolah sebanyak 4.030, sesi kedua mendogeng diikuti sebanyak 3.013 peserta dari anak PAUD. (ant)

Exit mobile version