Launching Peresmian Universitas Fort De Kock, Wujudkan Bukittinggi sebagai Kota Pendidikan

Launching peresmian Universitas Fort De Kock Bukittinggi akhirnya dilaksankan secara resmi dengan ditandai pembukaan selubung oleh Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Drs H. Fakhrizal M.Hum, Senin (14/10). Kehadiran Universitas Fort De Kock, tentu menjadi aset besar sebagai lembaga pendidikan di Sumatera Barat, khususnya Kota Bukittinggi.
Melalui surat keputusan Menristek Dikti tanggal 26 Agustus 2019 Nomor : 786/KPT/I/2019, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Fort De Kock Bukittinggi, kini diamanahkan menjadi Universitas Fort De Kock Bukittinggi. Acara peresmiaan sekaligus pelantikan Rektor Universitas Fort De Kock dan jajarannya yang berlangsung di Aula Universitas FDK di Jalan Soekarno-Hatta, Manggis Ganting, Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi dihadiri Kapolda Sumbar, Irjen Pol Drs H. Fakhrizal M.Hum, Kapolres Bukittinggi, AKBP. Iman Pribadi Santoso, Wakapolres Bukittinggi, Sumintak, Anggota DPRD Bukittinggi, Yontrimansyah, Perwakilan Walikota Bukittinggi, Melfi Abra, Perwakilan Dandim 0304 Agam, Perwakilan LLDIKTI Wilayah X Eli Susamti SE, Ketua Dewan Pembina Yayasan FDK, Zainal Abidin, Ketua Yayasan FDK, Nazarudin, Rektor Universitas FDK, Evi Hasnita, Wakil Rektor Universitas FDK. Nurhayati dan seluruh Pejabat Struktural FDK Bukittinggi.
Berangkat dari sejarah, sebagai perguruan tinggi, STIKes Fort De Kock terus melakukan perubahan sesuai dengan visi dan misinya, sehingga STIKes Fort de Kock secara resmi berubah nama menjadi Universitas Fort De Kock Bukittinggi. Dengan perubahan wajah baru, tentu saat ini UFDK dihadapkan dengan tantangan ide baru.
Seperti disampaikan Dewan Pembina Yayasan Drs H Zainal MM dalam sambutannya, hadirnya Universitas Fort De Kock Bukittinggi berawal dari sebuah mimpi pada tahun 2002. Dari berita di media cetak dimana Pemko Bukittinggi dibawah komando Drs.H. Jufri, menantang investor menanamkan modal di bidang pendidikan, terutama dalam bentuk Universitas dalam rangka mengembalikan citra Bukittinggi yang dulunya terkenal sebagai kota pelajar atau kota pendidikan.
”Saya akhirnya buat inisiatif mengumpulkan teman-teman di kediaman kami di Jalan. Hercules No. 13 Tunggul Hitam, Padang untuk memberikan pemahaman bahwa kita perlu membuat sebuah lembaga pendidikan tinggi di Bukittinggi,” ungkapnya.
Bersepakatlah menemui walik ota waktu itu, Drs.H. Jufri. Dalam dialog, secara spontan responnya sangat bagus. ”Awalnya kami menyampaikan akan memakai nama Sutan Syahrir, namun beliau lebih mengarahkan memakai nama Fort De Kock. Nama sebuah benteng pertahanan disaat perang. Tanpa pikir panjang, kami pun menyetujuinya,” ungkapnya.
Setelah berproses selama 2 tahun, lanjut Zainal, di tahun 2004, diizinkanlah mendirikan sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dikenal dengan STIKes Fort De Kock Bukittinggi dengan 2 Program Studi yaitu S1. Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan.
Setelah itu, STIKes Fort De Kock terus berupaya melakukan pengembangan program studi sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Sehingga awal tahun 2019, berkembang menjadi 9 Program Studi dengan total mahasiswa lebih kurang 2400 orang dengan alumni. Tidak itu saja, dengan perjuangan keras semua pihak akhirnya, mendapat amanah untuk berubah menjadi sebuah Universitas, sesuai surat keputusan Menristek Dikti tanggal 26 Agustus 2019 Nomor 786/KPT/I/2019.
Dalam kesempatan itu, Zainal juga menyampaikan, semua yang dilakukan itu adalah dalam upaya membangun Bukittinggi seutuhnya. Karena itu pihaknya mengucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam membangun Universitas Fort De Kock Bukittinggi, yang tak bisa disebutkan satu persatu. “Kami juga sangat berterima kasih kepada Kapolda di tengah kesibukannya, masih menyempatkan diri meresmikan Universitas ini. Demikian juga Bapak Kepala LLDikti yang selalu melakukan pembinaan kepada kami sehingga mewujudkan jadi Universitas yang ke 30 di wilayah X Sumbar, Riau, Jambi dan Kepri ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolda Sumbar sangat menyambut baik kehadiran sebuah Universitas di Bukittinggi. Universitas Fort De Kock ini tentu akan selalu mengingatkan kita pada sejarah. Kehadiran para tokoh dan cendikiawan dari Bumi Mingkabau ini, tak bisa dipisahkan dari semua itu. Seperti Tuangku Imam Bonjol, Bung Hata, H. Agus Salim, H. Muahamad Nasir dan lainnya. Banyaknya tokoh-tokoh yang tercatat dalam sejarah Bangsa Indonesia berasal dari Kota Bukitting Koto Rang Agam. “Hari ini Lembaga pengasah Pengetahuan dan Karakter anak bangsa telah lahir dihadapan kita bersama, yaitu Lahirnya sebuah Universitas Fort De Kock Bukittinggi yang aktifitasnya baru saja kita resmikan hari ini,” ungkap Kapolda.
Hadirnya Universitas Fort DeKock di Kota Bukittinggi, tentu disamping dapat mempercepat pencapaian Visi Pemerintah Kota di bidang Pendidikan, Universitas Fort DeKock diharapkan nantinya melahirkan Generasi anak bangsa yang beritelektual dan terpelajar. “Saya selaku putra daerah Agam luhak nan Tuo ini, berkewajiban menitipkan kepada Pemko Bukittinggi, dan Kabupaten Agam, serta tokoh masyarakat yang ada serta kita semua yang hadir untuk bersama memelihara dan menjaga bersama Universitas Fort De Kock ini,” harapnya. (**)

Exit mobile version