MENTAWAI, METRO – Kabupten Kepulauan Mentawai kini mulai berkembang pesat. Jumlah kendaraan, maupun transportasi laut yang terus tumbuh berdampak pada meningkatnya kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Namun, wilayah yang berada jauh dari Terminal BBM dan berada di kepulauan, membuat pendistribusian BBM sering terlambat disebabkan faktor cuaca. Pasalnya, BBM untuk wilayah Kabupaten Mentawai, didistribusikan menggunakan kapal.
Jika cuaca buruk, pengiriman BBM pun bisa mengalami keterlambatan 3 sampai 4 hari. Dampaknya, akan terjadi kelangkaan BBM di wilayah Kabupaten Mentawai menunggu BBM datang. Persoalan itulah yang selalu dirasakan oleh masyarakat.
Namun, persoalan itu tentunya bisa diselesaikan, jika di Kabupaten Kepulauan Mentawai dibangun depot BBM. Kehadiran depot tersebut, akan membuat pendistribusian BBM akan semakin cepat dan tidak butuh waktu lama BBM sampai ke SPBU ataupun penyalur resmi. Karena, pasokan BBM tidak perlu lagi menunggu lagi dari Terminal BBM Bungus Teluk Kabung.
Direktur PT Primata Saibi Jaya, pengelola SPBU Sipora Utara, Kristinus Andre Satoko SE, MSi mengatakan, pihaknya memang sangat mengharapkan hadirnya Depot Pertamina di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ini mengingat, wilayahnya yang memang sangat jauh dari TBBM, sehingga untuk mendistibusian memakan waktu.
“Kalau cuaca buruk, pasokan BBM akan mengalami keterlambatan. BBM untuk wilayah Mentawai kan diangkut menggunakan kapal dari TBBM Bungus Teluk Kabung. Kadang terlambat sampai lima hari. Apalagi Mentawai gelombang tinggi, jadi kapal juga tidak bisa maksa untuk merapat,” kata Andre.
Andre menjelaskan, keterlambatan pasokan BBM, tentu mengakibatkan stok BBM yang ada di Kepulauan Mentawai juga menipis. Meski tidak kosong sama sekali, tetapi berdampak adanya kelangkaan. Sementara, BBM sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk transportasi darat maupun laut.
“Menurut saya, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan terlambatnya pasokan, dengan membangun depot BBM di Mentawai. Jadi dari TBBM Bungus, BBM bisa di stok di depot karena kapasitas penampungannya lebih besar dan lebih cepat dalam pendistribusiannya. Kalau di SPBU, tangki penampungan kita sangat terbatas,” ungkap Andre.
Andre mengakui sebelumnya memang sudah sempat ada wacana akan dibangunnya depot terapung di Mentawai. Tetapi, sampai sekarang, belum juga terealisasi. Di Mentawai, khususnya di Sipora Utara, sudah mulai maju dan berkembang. Hal itu dibuktikan dengan semkin ramainya kendaraan.
“Biar kebutuhan BBM masyarakat bisa dipenuhi, cuma itu saja solusinya menutur saya. Memang harus ada depot. Belum lagi persoalan kuota Bio Solar, yang sangat kurang. Kebutuhan Bio Solar dalam satu bulan mencapai 50 ton, tetapi kita hanya mendapatkan pasokan 20 ton saja. Kalau BBM jenis yang lain itu kuotanya sudah mencukupi,” jelas Andre.
Terpisah, menanggapi persoalan pendistribusian BBM untuk wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I Roby Hervindo mengatakan, perihal hambatan kondisi laut pada pengiriman BBM, pihaknya akan melakukan diskusi secara internal untuk mencarikan soulusi terkait depot dan keterlambatan pasokan akibat faktor cuaca.
“Kita akan lakukan rapat untuk membahas permasalahan ini. Biasanya, kondisi laut yang tidak bersahabat, terjadi hanya di waktu-waktu tertentu saja. Tidak sepanjang tahun. Sehingga, seyogyanya hal-hal seperti itu bisa diantisipasi, biar tidak terjadi keterlambatan pasokan BBM ke sana,” pungkasnya. (rgr)
Komentar