MENTAWAI, METRO – Masyarakat di Kecamatan Sipora Utara, Kepulauan Mentawai mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premiun pada Stasiun Pengisihan Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terletak Desa Goisokoinan, Kecamatan Sipora Utara (Tuapejat). Pasalnya, kelangkaan tersebut memaksa warga harus membeli premium enceran.
Informasi ini disampaikan Salah satu tokoh masyarakat, Pandi, kepada wartawan, Selasa (17/09), mengungkapkan, kelangkaan premium tersebut sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Sementara BBM banyak ditemukan dijual pengencer di sepanjang jalan raya Tuapejat.
Diduga, BBM bersubsidi langka di Tuapejat, dimanfaatkan oleh oknum aparat untuk mencari keuntungan pribadi. Perusahaan besar juga diduga mempergunakan BBM bersubsidi.
“Sudah sangat lama premium menghilang. Sudah sebulan ini, tidak ada premium di SPBU. Anehnya di tingkat pengencer ditemukan. Tapi harganya bisa mencapai Rp 9-10 ribu perliter,” jelasnya.
Menurut Pandi, kelangkaan premium tersebut sangat menyusahkan masyarakat, khususnya warga kurang mampu, mengingat premium lebih murah dibandingkan dengan BBM lain.
“Kami mengharapkan persoalan ini segera diatasi. Para nelayan yang juga menggunakan minyak tersebut juga dipersusah,” pintanya.
Hal senada juga dipaparkan Saf Fudin, seorang nelayan di Tuapejat. Kelangkaan premium menurutnya sangat menggangu aktivitas para nelayan.
“Kami harus sering beli ke pangkalan dan pengencer karena di SPBU Sipora Utara sering kosong. Dalam sebulan kadang cuma sekali paling ada. Jadi, kami sangat susah kalau terus-terusan harus beli ke pangkalan dan pengencer,” uangkap Saf Fudin.
Menurut dia, premium merupakan BBM alternatif dan kebutuhan utama para nelayan. Terlebih lagi, BBM bersubsidi itu memang diperuntukkan kepada para nelayan dan masyarakat miskin.(s)