Demi Kelancaran Tabuik, Pembatas Hotel Dibongkar 

PARIAMAN, METRO – Demi kesuksesan pelaksanaan hoyak tabuik 2019, Walikota Pariaman Genius Umar bersama Wakil Walikota Mardison Mahyuddin, kemarin, menyaksikan langsung kegiatan pembongkaran pagar pembatas Hotel Nan Tongga Kota Pariaman. Pembongkaran pagar ini dilakukan sehubungan dengan digelarnya pesta Budaya Tabuik Piaman 2019 Minggu besok, karena pembongkaran pagar tersebut untuk melalui tabuik menuju Pantai Gandoriah Pariaman.
Sebelumnya, Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin bersilaturahmi sambil diskusi santai bersama Ahmad Ramli Cs (Pemegang saham Hotel Nan Tongga Pariaman) didampingi Kadis Pariwisata Alfian dan manager Hotel Nan Tongga Syahmi yang bertempat di Jakarta. Pertemuan Wawako dengan Ahmad Ramli membahas lajur jalan prosesi Tabuik menuju pantai yang terhalang oleh pagar beton Hotel Nan Tongga.
Untuk itu, Wawako atas nama Pemerintah Kota meminta izin pada beliau untuk pembongkaran sementara pagar beton Hotel Nan Tongga supaya lajur jalan Tabuik menuju pantai tidak terhalang oleh pagar beton tersebut. Alhamdulillah berkat lobby dengan rasa kekeluargaan, pemegang saham Hotel Nan Tongga menyambut positif dan secara prinsip setuju pembongkaran pagar demi kelancaran prosesi Tabuik sekaligus kemajuan Pariwisata Kota Pariaman.
Sekarang menjelang hari puncak pelaksanaan Hoyak Tabuik Piaman 2019 minggu 15 September 2019, proses pembuatan tabuik piaman sudah 75 parsensiap. Hal tersebut dikatakan oleh masing – masing pembuat tabuik.
Ade Ratman pembuat tabuik subarang menjelaskan hingga saat ini kondisi tabuik subarang sudah  siap 75 %. Intinya mereka membuat dua bagian, yakni bagian atas menyimbolkan beranda berbentuk menara yang dihias sedemikian rupa termasuk bunga salapan dan bagian bawah yang berbentuk buraq.
“Kami yang saat ini ada 8 orang tenaga kerja membuat tabuik subarang dengan semaksimal mungkin untuk hasil yang memuaskan masyarakat. Dengan tidak mematokan jam berapa mulai dan jam berapa siap bekerja, kami tetap bersemangat utnuk hal ini, “ ungkap ade saat dijumpai Tim Media Center Kota Pariaman di Rumah Tabuik Subarang, kemarin.
Sudah 2 tahun ini bapak satu anak ini diberi kepercayaan untuk membuat tabuik dalam rangka pesta budaya tabuik di Kota Pariaman. Bahan utama membuat Tabuik ada tiga yakni bambu dan kayu sebagai pasak atau tiang, serta rotan untuk pengikat.
“Bambunya bambu betung yang besar dan lurus dibeli dadaerah sicincin sedangkan kayunya Kayu Mitangu sejenis pohon bakau yang dibeli dari daerah Pasaman dan rotan dibeli di Pasar Usang Kabupaten Padang Pariaman, “ terangnya.
Untuk Tahun 2019 tinggi masing – masing tabuik berbeda dengan tahun sebelumnya yang tingginya sekitar 13 sampai 14 meter, tahun ini tinggi kedua tabuik sekitar 11 meter dengan biaya pembuatan tabuik Rp 35 jt sama dengan tahun sebelumnya.
“Biaya tersebut sudah termasuk biaya oprasional per harinya. Paling mahal untuk membeli bahan utama seperti kayu, bambu, dan rotan serta biaya lainnya untuk hiasan tabuik tersebut. Sebenarnya untuk membuat sebuah tabuik bisa dikatakan susah – susah gampang, namun tingkat kesulitan terdapat pada pembuatan buraq karena harus betul – betul meneliti agar imbang kiri dan kanan, “ imbuh ade yang berusia 37 th ini.
Ade yang tinggal di Kelurahan Taratak ini mempekerjakan 8 orang warga taratak untuk pembuatan tabuik subarang dan untuk menghias bungo salapan dan puncak bungo, pria yang kesehariannya bisnis pulsa ini menambah 2 orang anggotanya lagi. Untuk pembuatan tabuik, Ade tidak hanya membuat di Kota Pariaman saja tapi ada juga di Kerinci, Sungai Penuh dan Bukittinggi.
“Untuk pembayaran upah, saya tidak mematokka berapa namun setelah semua biaya pembuatan tabuik dikeluarkan sisanya baru dibagi dan dibagi sesuai dengan bagian pekerjaannya. Alhamdulillah selain ahli membuat tabuik besar, ade juga punya bisnis lain yakni pembuatan souvenir  tabuik dan sampai saat ini sudah banyak orderan mulai dari luar kota sampai luar provinsi bahkan sauvenir yang dibuat ade ini telah dibawa ke Kenya Afrika, “ tambahnya.
Tidak banyak berbeda, pembuat tabuik pasa Samsurizal saat dijumpai di Rumah Tabuik Pasa oleh Tim Media Center mengatakan bahwa sampai saat ini dengan tenaga kerja 6 orang, tabuik pasa juga siap 75 %.
“Saya bisa katakan kalau Jum’at besok tabuik pasa 95 % siap dengan pekerja yang tidak ada campur tangan orang lain kecuali bagian ukiran. Jadi untuk tenaga utama saya dibantu oleh adik, anak dan keponakan dalam proses pembuatan tabuik, sementara untuk ukiran saya sengaja menyerahkan kepada yang ahlinya agar terlihat indah Surya DM, “ ungkapnya. (efa)

Exit mobile version