AGAM, METRO – Kreasi dan inovasi anak muda Lubukbasung dalam berbagai hal terus mengalir di berbagai bidang. Dalam bidang kesenian, kaum muda Lubukbasung sukses membangun image baru dalam bidang seni tradisi dengan kolaborasi antara instrumen tambua dengan distorsi gitar aliran metal dalam event Minangkabau Bringas 2019 di kompleks GOR Rang Agam, Padang Baru, Lubukbasung, Sabtu,(7/9).
Kolaborasi musik cadas dengan instrumen seni tradisi tambua itu, memcengangkan masyarakat, pasalnya dalam sejarah, baru kali ini di Lubukbasung terbangun ide kreatif apalagi dengan kolaborasi dua aliran musik nuansa dan genre berbeda bahkan unik.
Ide kolaborasi kreatif musik cadas dengan instrumen tambua itu digagas Fadli, owner D’Palano Art bersama komunitas musik cadas Lubukbasung yang sengaja menggelar pertunjukan di GOR Rang Agam,Padang Baru, Lubukbasung.
”Kami akan terus berkreasi, ini penyaluran energi kaum muda Lubukbasung ke arah yang positif, apalagi ini memprioritaskan musik tradisi,” sebut Fadli.
Diakuinya, perpaduan dua aliran musik itu sangat berat dan rumit, apalagi dengan harmoni yang enak didengar,” Alhamdulillah, banyak yang merespon positif, kami termotivasi dan akan terus berkreasi ,” sebut Fadli.
Kolaborasi instrumen tambua dengan musik cadas itu diperkuat personil tim tambua dan pemusik cadas di Lubukbasung masing- masing Rahmat, Gema, Habbi, Danil, Rangga, Nanda, Farhan, Ferdi, Rivaldo, Andre, Asep dengan gitaris Boby Astriawan, Eko Vanrizki, para crew MKB (Minangkabau Bringas), MG Kopi Shop, yang didukung komunitas Lubas Skatbording, Lubas Underground, Bransus, Harimau Lubukbasung bersama tim D’Palano Art.
”Kolaborasi ini, merupakan event perdana, dan kami akan terus berkreasi untuk menjadikan kaum muda Lubukbasung sebagai yang terbaik dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tegas Fadli.
Aktivitas komunitas D’Palano Art, yang eksis beberapa waktu belakangan diberbagai event di kabupaten Agam itu, sudah memberi warna baru bagi aktivitas kaum muda Lubukbasung dengan inovasi kreatif. (pry)