Program Tahfiz Bangun Masyarakat Religius

Program keagamaan merupakan sebuah upaya untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada Al Quran, proses yang dimulai sejak masih di bangku pendidikan. Karena untuk membangun masyarakat yang religi dan agamis dimulai dengan menggerakan program Tahfiz pada semua sekolah dengan memberdayakan Guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah bersama Kementerian Agama.
Melalui Program Tahfidz Al Quran menurut Bupati Solok, Gusmal merupakan salah satu alternatif dan solusi penjagaan generasi muda agar lebih produktif dan bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain. Apalagi melihat perkembangan zaman yang terus berubah dengan sangat dinamis.
Setidaknya, sebanyak 764 orang Tahfiz Quran yang diwisuda, di mana secara keselurahan berjumlah 1.123 orang. Namun, hanya 764 orang yang lulus seleksi, terdiri dari siswa SD,SMP,SMA dan perguruan tinggi.
“Kepada para orang tua, jangan biarkan anak-anak kita hafalanya sampai di sini, dorong terus mereka untuk meningkatkan hafalannya. Bila telah sampai hafalannya 30 juz tingkatkan kemampuan bacaan sampai pemahaman makna dan isinya,” harap Gusmal.

Gusmal mengatakan, melalui pendidikan agama Islam merupakan tonggak dalam pembentukan karakter anak sejak dini. Sehingga diharapkan dapat menjadi perisai dari kencangnya arus modernisasi dan kebaratan yang bertentang dengan nilai-nilai budaya dan adat istiadat Minangkabau khususnya.
Gusmal menambahkan, pelatihan guru TPA/ MDA harus dilaksanakan setia tahunnya, ini merupakan sarana untuk meneguhkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan menguatkan ukhuwah islamiah, dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu tenaga pengajar, serta mewujudkan SDM yang profesional dalam melaksanakan tugas kependidikan TPA/ MDA di Kabupaten Solok.
“Mari kita bersama-sama membentuk karakter anak-anak kita menjadi jati dirinya, jangan segan untuk menegur anak kita berperilaku yang menyimpang seperti LGBT dan Narkoba yang mulai marak di daerah kita,” jelasnya.
Generasi muda diharapkan dapat memenuhi masjid melalui program Magrib Mengaji dan Subuh Berjamaah. Menurutnya Subuh berjamaah dan Magrib Alquran menjadi program utama yang harus dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan di Solok karena kegiatan tersebut juga kewajiban selaku umat Islam.
Program Sekolah Umum Berbasis Pesantren (SUBP) yang diterapkan, keberadaan program SUBP ini diharapkan mulai menampakkan hasil, SUBP pada hakekatnya adalah sekolah yang mengimplementasikan keterpaduan antara konsep pendidikan nasional dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam (Pesantren). Konsep operasional SUBP merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi.

 
Contoh kegiatan yang diterapkan di SD/SMP SUBP ada banyak kegiatan keagamaan, yang menjadi prioritas tentunya bagaimana agar siswa bisa menghafal Alquran. Kemudian menerapkan program seperti puasa Senin-Kamis, sholat Zhuhur berjamaah dan mengaji.
Penerapan puasa Senin-Kamis dan Zuhur berjamaah tersebut adalah untuk memperkuat sisi religius siswa dan mengaitkan dengan unsur kedisiplinan, serta ini adalah gagasan agar siswa memiliki kedisiplinan. Tidak hanya persoalan jam masuk sekolah, tugas akademik, tapi juga harus bisa membiasakan diri dengan kegiatan keagamaan.
“Pendidikan karakter paling sempurna yakni dengan mendekatkan siswa dengan agama, apalagi usia siswa SMP, adalah usia pancaroba yang gampang terpengaruh oleh keadaan lingkungan,” ujarnya.
Untuk peserta tingkat SD yang wisuda, minimal hafal satu juz, beberapa di antaranya ada yang sudah dua juz, tiga juz dan untuk tingkat SMP dan SMA minimal bisa hafal tiga juz Al Quran. Kemudian, ia menambahkan sangat banyak hal positif yang didapat jika bisa menghafal Al Quran. Apalagi hanya segelintir orang yang mampu menghafal Al Quran, jadi bisa dikatakan orang yang bisa menghafal Alquran serta mengamalkannya adalah orang-orang spesial. (vko)

Exit mobile version