Terancam Gagal Panen, Puluhan Hektare Sawah di Koto Baru Kekeringan

DHARMASRAYA, METRO  – Ratusan hektare sawah yang ditanami padi di Jorong Seberang Piruko Timur Nagari Koto Baru Kabupaten Dharmasraya terancam gagal hidup akibat kekeringan yang terjadi satu bulan terakhir. Puncaknya memasuki memasuki musim kemarau tahun ini. Jumlah ini berpotensi akan terus meningkat.
Berdasarkan data yang diperoleh POSMETRO di lapangan, sekitar 22 hektar luas sawah yang terancam gagal hidup karena mengalami kekeringan. Kondisi itu tersebar di wilayah Kecamatan Koto Baru tepatnya di Rawang Bakung.
“Jika kemarau ini berlanjut hingga September, besar kemungkinan puluhan hektare sawah yang kini sudah mengalami kekeringan itu mengalami puso hingga gagal panen. Apalagi, yang usia tanamnya masih di bawah 50 hari pada areal-areal sawah tadah hujan,” Ujar Samsu pemilik sawah saat ditemui POSMETRO baru-baru ini. Sabtu, (10/8).
Samsu (54) pemilik sawah di Rawang Bakung menyebutkan, sawah yang ditanami padi mulai kekeringan termasuk yang sudah puso itu terdapat pada areal-areal sawah tadah hujan. Sebagian besar jauh dari aliran sungai dan sumber air lainnya.
“Hingga saat ini, saya dan petani lainnya masih terus mengupayakan penyelamatan lahan dengan bantuan pompa air dengan mesin rubin dari sumber-sumbe air yang ada di sekitarnya,” ujar Samsu.
Samsu yang didampingi istrinya Maryulis (48) menjelaskan saat ini sawah miliknya terancam gagal panen.
“Saking keringnya sawah, kami harus menanjak sawah menggunakan tugal. Tugal diperlukan untuk melubangi permukaan tanah tempat benih di tanam,” jelasnya
Sampai hari ini, lanjutnya, sudah habis biaya Rp 6 Juta. Belum lagi biaya sewa mesin rubin untuk memasukkan air.
“Menyewa mesin rubin selama 3 hari, biaya sewanya Rp. 50.000 per hari, belum lagi beli benih baru, dan upah nanam,” jelasnya
Kondisi ini telah diberitahu petani kepada pihak Penyuluh Pertanian Kecamatan Koto Baru dan Wali Nagari Koto Baru, Z Lubis.
“Kemaren Penyuluh yang baru telah datang dan melihat kondisi sawah di sini, dan kami juga telah menyampaikan ke wali nagari, katanya dana pembuatan irigasi cacing ini belum cair,” katanya.
Terpisah Wali Nagari Koto Baru, Z Lubis menyebutkan bahwa pihaknya telah melihat sawah yang ada di Rawang Bakung tersebut dan sudah di anggarkan pembangunan irigasinya dengan dana desa tapi belum cair.
“Setau kami yang kekeringan itu Rawang Bonjau, bukan Rawang Bakung dan ada airnya bahkan petani sudah mulai menanam,” ujar Wali Nagari Koto Baru, Z Lubis.
Z Lubis menambahkan, di Rawang Bonjau ada Sumur dangkal, namun tidak dimamfaatkan pertanian. Pihaknya memang tidak mengalokasikan dana ke Rawang Bonjau. Tetapi mengalokasikan dana ke Rawang Bakung untuk pembangunan irigasi cacing sepanjang 350 meter melalui dana desa. Informasinya akan cair di tahap ke tiga tahun 2019 ini.
Selama ini, sambungnya, Nagari telah mamasukkan dana-dana nagari untuk petani melalui pembangunan akses jalan, irigasi dan lainnya.(g)

Exit mobile version