Pangsa Pasar Telur Itik Menjanjikan, Dijual hingga Jambi dan Lampung

LIMAPULUH KOTA, METRO – Peternakan itik petelur dan pedaging di Kabupaten Limapuluh Kota, semakin diminati masyarakat. Di samping menjanjikan untung secara ekonomi, juga mudah untuk pembesaran dan pemeliharaan.
Ketersediaan bibit dan pakan juga menjadi daya tarik masyarakat memilih memelihara itik. Kemudian juga semakin terbukanya pangsa pasar untuk pemasaran telur itik dan itik Pedaging keberbagai daerah di Sumbar, dan propinsi tetangga seperti Bengkulu, Jambi dan Lampung serta Riau.
Bahkan, masyarakat peternak itik di Limapuluh Kota juga sudah skala besar baik untuk pedaging maupun petelur. Untuk itik petelur dari menetas sampai bertelur masyarakat peternak itik hanya membutuhkan waktu 5-6 bulan. Peternak menjual satu ekor itik petelur yang sudah berusia 5-6 bulan Rp65-70 ribu.
”Untuk itik petelur yang sudah berusia 5-6 bulan kita jual Rp 65-70 ribu perekor. Kemudian untuk itik pedaging berusia 2-3 bulan, khusus jantan kita jual Rp25-Rp30 ribu perekor. Dan, untuk pasar sendiri ada masyarakat yang langsung kepeternak ada juga yang toke menjemput ke sini,” sebut Yas, salah seorang peternak itik petelur dan pedaging di Ketinggian, Sarilamak, Kecamatan Harau, baru-baru ini diarea peternakannya.
Dikatakan Yas yang sudah sangat lama menjadi peternak itik pedaging dan petelur, untuk pemasaran saat ini sudah mudah sekali. Bahkan pria ramah dan murah senyum ini menyebut harga itik dan telur sudah ada langganan yang menjemput. Bahkan untuk permintaan sendiri terhadap itik pedaging cukup lancar dan tidak ada kendala. Begitu juga untuk pemasaran telur itik.
”Kalau bisnis peternakan itik ini lumayan menjanjikan. Pemasaran telur dan itik pedaging sendiri selalu ada, tidak ada kendala berarti. Bahkan untuk ketersediaan ternak kita kadang yang tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat,” sebutnya.
Untuk pakan sendiri disampaikan Yas, cukup seimbang dengan harga telur itik dan itik Pedaging saat dijual. Namun, harga pakan itik khusus petelur perlu dicampur dengan dedak, jagung dan beberapa pakan lainnya. Ini sebut Yas, agar itik memiliki ketahanan tubuh dan tidak rentan dengan penyakit.
Dodi, salah seorang masyarakat Tanjuang Aro, mengaku tertarik untuk memelihara itik petelur. Di samping menjanjikan secara ekonomi, pemeliharaan Itik juga tidak sulit. Sebagai peternak pemula, dirinya hanya akan mencoba memeilihara 100 ekor Itik petelur.
“Kita masih pemula, makanya kita beli Itik yang mau bertelur. Ya, saya pilih beternak itik petelur, disamping pemeliharaan mudah juga pangsa pasar telur Itik ini gampang. Apalagi saat ini pangsa pasar telur Itik tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tapi juga sudah ke provinsi tetangga,” sebutnya.
Meski baru pemula beternak itik petelur, tapi dirinya iptimis keuntungan ekonomi dari beternak Itik petelur masih sangat menjanjikan.
“Kita masih yakin peternakan itik petelur sangat menjanjikan secara ekonomi. Harapan kita semoga harga pakan itik ini murah dan terjangkau sehingga peternak tidak rugi,” sebutnya saat melihat itik petelur dikandang peternak Yas.
Darman, salah seorang penyedia bibit itik di Lubuak Batingkok mengaku terus memasok bibit kepada masyarakat di Luak Limo Puluah (Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota). Bibit itik yang dijualnya kepada peternak merupakan kualitas unggul dari pemilihan telur dari itik yang unggul.
”Memang saat ini peternak Itik di Payakumbuh dan Lima Puluh Kota terus bertambah. Baik itu skala besar untuk pedaging dan petelur maupun khusus hanya untuk petelur saja. Kita juga mengisi permintaan pasar sampai daerah tetangga seperti Riau, Lampung disamping pasar lokal,” sebutnya.
Sampai saat ini, disebutkan Darman penetasan telur untuk anakan tidak putus-putus dilakukannya. Apalagi pasca lebaran idul fitri 1440 H lalu, permintaan masyarakat peternak terus berdatangan dan meningkat. ”Alhamdulillah permintaan terus ada. Dan kita tidak berhenti menetaskan untuk anakan Itik,” sebutnya. (us)

Exit mobile version