”Berapun Nilai Anak, Jika Dekat Sekolah Wajib Diterima”, Sistem Zonasi, Sekolah Terbatas Seleksi Siswa

PAYAKUMBUH, METRO – Diberlakukannya sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jadi tantangan tersendiri bagi SMPN 1 Kota Payakumbuh untuk mempertahankan prestasi-prestasi yang sudah mereka catatkan selama ini.
Kepala SMPN 1 Kota Payakumbuh, Defi Marlitra mengakui, sistem zonasi membuat pihak sekolah memiliki keterbatasan dalam menseleksi siswa yang akan diterima. Hal itu berbeda dari beberapa tahun lalu, di mana yang mereka terima merupakan siswa-siswa dengan catatan prestasi cukup baik ketika di Sekolah Dasar (SD).
”Sistem zonasi itu, berapapun nilai anak tersebut tapi dia tinggal dekat dengan sekolah, wajib kami terima,” jelas Defi, Selasa (25/6).
”Tentu ini jadi tantangan bagi kami, bagaimana kita bisa mengangkat anak-anak yang boleh dikatakan lemah selama ini, sehingga nilainya rendah sekali untuk masuk ke SMPN 1. Inilah yang jadi tanggung jawab kita selaku kepala sekolah, guru, dan karyawan agar membuat program yang sebaik-baiknya dan merencanakan dari awal,” lanjutnya.
Diakui Defi, pemberlakuan sistem zonasi sempat membuatnya khawatir terhadap prestasi sekolahnya. Apalagi, sekolah yang dipimpinnya tersebut selalu jadi rujukan bagi sekolah lain di Payakumbuh dan juga daerah lain.
”Saya sebagai manusia dan pimpinan baru di sini, agak-agak ragu juga apabila sekolah ini nanti secara prestasi mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tapi kita berusaha semaksimal mungkin dulu,” terangnya.
Defi sendiri mengaku mendukung penuh kebijakan pemerintah yang dalam dua tahun terakhir menerapkan sistem zonasi dalam PPDB. Terkait prestasi, ia menilai sudah menjadi kewajiban seluruh elemen di SMPN 1 Payakumbuh untuk bekerja semaksimal mungkin.
”Kami menerima konsekuensinya, karena memang susah juga bagi orangtua. Contohnya, dia tinggal dekat dengan SMPN 1, orangtuanya hanya bekerja sebagai pengutip bawang atau cabai di Pasar Payakumbuh dan apabila anaknya harus menggunakan uang transpor untuk berangkat ke sekolah tentu akan memberatkan,” katanya. (us)

Exit mobile version