Melihat Lebih Dekat Kampung Jamur Payolinyam, Produksi sudah Maksimal tapi Pemasaran Kurang

PAYAKUMBUH, METRO – Payolinyam Kelurahan Tigo Koto Dibaruah, Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh telah disulap menjadi kampung jamur. Jika berkunjung ke Payolinyam ini, maka ditemukan setiap rumah di kampung ini ada budidaya jamur tiram.
Di Payolinyam ini terdapat sekitar 6.000 tempat budidaya jamur. Budidaya dilakukan dengan mebiakan jamur dalam baclok. Masing-masing baclok mampu menghasilkan 8 kali panen dengan masing-masing 1 ons sekali panen.
Selain budidaya jamur tiram, Payolinyam juga menjadi sentra berbagai produk olahan akhir berupa penganan berbahan jamur. Di kampung jamur ini, jamur diolah menjadi produk rendang, galamai, krispi, bakwan, pepes, bakso, agar-agar, bandrek. Totalnya, ada 32 varian produk olahan penganan yang dihasilkan dari bahan jamur.
Budidaya dan produk jamur tiram ini dikelola oleh warga kaum ibu-ibu dan bapak-bapak, yang dulunya bekerja sebagai petani dan buruh. Mereka beralih profesi melakukan budidaya jamur, karena budidaya jamur ini begitu menjanjikan. Mereka yang membudidaya jamur tiram ini akhirnya bergabung dalam Kelompok Usaha Produksi Pengolahan Pemasaran Hasil Pertanian (UP3HP) Togak Basamo.
Ketua Kelompok UP3HP Togak Basamo, Neni Yulendra Selasa (18/6) mengatakan, saat ini anggota Kelompok UP3HP Togak Basamo sebanyak 95 KK. Budidaya jamur tiram ini dimulai Neni sejak 2007. Pada tahun 2009 Neni mendapat pelatihan yang dilaksanakan melalui PNPM.
Kemudian tahun 2011 baru dimulai pengolahan jamur menjadi produk olahan. Selanjutnya, tahun 2012 baru dilaunching Kelompok UP3HP yang jumlah anggotanya waktu itu baru 14 pembudidaya. “Jadi kelompok ini lahir atas swadaya masyarakat dengan membuat pembudidayaan jamur tiram,” terangnya.
Sementara, produk olahan jamur dipasarkan oleh Koperasi Wanakita Indonesia. Jamur tiram yang dihasilkan Kampung Jamur Payolinyam ini telah dipasarkan ke Payobasuang dan Situjuah Kota Payakumbuh. Bahkan, pemasarannya juga sudah sampai ke Kabupaten Dharmasraya, Padang, Bukittinggi, Padangpanjang, Pekanbaru, Duri, Biak.
Namun, diakuinya, saat ini Kelompok UP3HP terkendala pemasaran untuk produk olahan penganan berbahan jamur.
“Meski produk kita sudah masuk ke pasar modern, namun kita masih terkendala untuk pemasaran. Untuk menghasilkan produksinya, kita sudah maksimal tapi pemasaran sangat kurang,” keluhnya.
Jamur tiram yang dihasilkan Kelompok UP3HP Togak Basamo termasuk berkualitas terbaik.
Hal ini karena daerah tersebut didukung oleh cuaca yang baik. “Jamur tiram berkualitas dapat dihasilkan jika didukung oleh cuaca yang sejuk,” terangnya.
Sentra jamur yang didirikan oleh Kelompok UP3HP Togak Basamo, Kota Payakumbuh mendapat perhatian Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Sumbar, yang langsung mengunjungi kelompok ini, kemarin.
Ikut dalam rombongan itu, Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, Yusrizal Chan dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Dinas Koperasi dan UKM, Ance Yusran dan Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Koperasi Kota Payakumbuh, Faizal.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Sumbar, Yusrizal Chan mendorong kelompok ini mencari pemasaran dengan mengikuti pameran-pameran. “Kita akan bantu, tapi kita sarankan untuk ibu-ibu kelompok ini dapat terus memasarkan hingga ke luar daerah,”sebutnya.
Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Koperasi Kota Payakumbuh, Faizal mengatakan, Kelompok UP3HP diharapkan terus berkembang, tidak hanya dalam bentuk kelompok usaha, namun berdiri menjadi koperasi.
Sehingga pengembangan produk dan pembudidayaan jamur tiram terus bertahan.”Kita memang sengaja mendorong usaha-usaha seperti ini terus maju,”harapnya. (fan)

Exit mobile version