Yunahar Ilyas.
PADANG, METRO–Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Yunahar Ilyas Lc MAg mengatakan, trend mengenakan pakaian gamis yang sering di lihat di tengah-tengah masyarakat muslim belakangan merupakan mengadopsi budaya orang Arab.
”Sementara, mengenakan pakaian gamis memang tidak diatur dalam Al Quran. Dan di dalam Al Quran tidak ada anjuran mengenakan pakaian gamis sehari-hari,” ujar Yunahar Ilyas dalam tausiyah saat peringatan Milad Muhammadiyah ke-106 Tingkat Kota Padang, Sabtu (7/11).
Dikatakan Yunahar, si Arab timur tengah sana, memang sudah menjadi budaya mengenakan pakaian gamis dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, tidak saja orang Muslim yang mengenakan pakaian gamis, umat non Muslim sendiri juga mengenakan baju gamis. Semasa zaman Rasul Muhammad SAW mengembang agama Islam, orang-orang yang berseberangan dengan nabi juga mengenakan pakaian gamis.
Maka, tidak ada salah umat muslim tidak mengenakan pakaian gamis. Di dalam Al Quran itu adabnya berpakaian itu antara, lain menutup aurat, tidak mencerminkan kesombongan dan meningkatkan ketaqwaan. Tentu yang penting dalam kehidupan sehari-hari umat muslim dituntut berpakaian yang menutup aurat. Sehingga dengan sendirinya tidak menghalangi dalam melaksanakan kewajiban lima kali dalam sehari.
Diakui, memang di tengah-tengah masyarakat nuslim belakangan memang sering timbul tanda tannya tentang mengenakan pakaian gamis sebagai notabene umat muslim. Akan tetapi Al Quran memang tidak ada dianjurkan umat Muslim mengenakan pakaian gamis. ”Yang penting dalam berpakaian itu diwajibkan menutup aurat. Sekali tak ada salah umat Muslim tak mengenakan pakaian gamis, tapi yang penting pakaian tersebut harus menutup aurat,” kata Yunahar.
Dikatakan Yunahar, Muhammadiyah memasuki abad kedua dituntut untuk menghadirkan dakwah dan tajidid yang lebih maju sebagai mana yang terkandung alam misi Islam berkemajuan. Pandangan Islam berkamajuan merupakan wawasan Muhammadiyah sejak awal berdiri, yang secara sistimatik telah dirumuskan dalam pernyataan pikiran Muhammadiyah abad kedua.
Di mana dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tema Islam berkemajuan menjadi wacana yang meluas menujukan gerakan yang didirikan Kyai Haji Ahmad Dahlan ini telah memperoleh tempat penghargaan yang positif di kancah nasional dan internasional.
”Dalam tema itu Muhammadiyah telah mampu membuktikan tanpa retorika yang muluk tentang suatu model pegerakan islam berkemajuan dalam kehidupan umat dan bangsa,” ujar Yunahar. (boy)