SBY Diserbu Mahasiswa Unand Padang

Usai memberikan kuliah umum pada seminar internasional bertemakan, ”Green Development in Tropical Regions, Kamis (29/10) di kampus Universitas Andalas, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) masih sempat meladeni permintaan tanda tangan dari para mahasiswa. (facebook susilo bambang yudhoyono)
PADANG, METRO–Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono memberikan kuliah umum di Universitas Andalas. Berkapasitas sebagai Presiden Global Green Growth Institute (GGGI), SBY mengajak kalangan kampus baik mahasiswa maupun dosen untuk mendukung pembangunan lingkungan hijau atau berkelanjutan yang sedang marak didengungkan saat ini.
Saat berada di Unand, ketua umum Partai Demokrat itu diserbu ribuan mahasiswa, yang rata-rata ingin mengabadikan gambarnya. Ada juga yang mencoba berselfie ria dengan Jendral kharismatik itu. Kehadiran SBY, seperti sudah sangat dinanti mahasiswa kampus tertuan di luar Pulau Jawa itu.
Menurutnya mahasiswa, dosen, peneliti dan kalangan kampus perlu berlari dan berlari lebih kencang guna mendukung program pembangunan ramah lingkungan tersebut,” kata SBY saat memberikan kuliah di Konferensi Internasional tentang Pembangunan Hijau di Wilayah Tropis, di Universitas Andalas, Kamis (29/10).Kegiatan ini dihadiri oleh ribuan mahasiswi dan tamu undangan memadati Convention Hall Unand.
SBY menyebut untuk mendukung konsep pembangunan tersebut kalangan kampus wajib menanamkan pola tersebut dari aktivitas setiap hari. Selain itu para akademisi kampus dapat menjadi pionir kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan.
”Melalui aktivitas riset dan seminar kalangan kampus dapat menciptakan solusi buat permasalahan lingkungan yang menjadi penghambat pembangunan berkelanjutan tersebut. Secara nyata terdapat tiga konsep yang melandasi pembangunan berkelanjutan pada abad 21 yakni growth atau tumbuh, equity (seimbang), dan sustainable (berkelanjutan),” kata dia.
Dalam hal ini, growth mengandung arti pertumbuhan populasi yang tinggi pada suatu negara dengan pertumbuhan pembangunan yang pesat. Namun, pertumbuhan populasi tersebut haruslah sejalan dengan ketersediaan sumber daya alam.
Bila hal tersebut telah sejalan, pembangunan akan berada pada titik equity atau tengah yang mengandung arti seimbang atau stabil. Sehingga yang perlu dilakukan ialah menjaga kelestarian dan keberadaannya. Hal itulah yang dimaksud pembangunan berkelanjutan dan untuk mencapai kondisi tersebut bukan merupakan perkara mudah.
”Dengan adanya dukungan kalangan kampus sebagai corong informasi pelopor tujuan pembangunan hijau,” tutupnya.
Rektor Unand Werry Darta Taifur mengatakan, bahwa momen saat ini dirasakan sangat tidak tepat, mengingat saat ini Sumbar masih diliputi kabut asap. Namun, Unand bangga bisa menjadi tuan rumah dalam iven ini.
”Di mana Unand saat ini sudah menjadi universitas yang memiliki akreditasi A, bahkan masuk peringkat 12 dari 15 universitas top di Indonesia. Tentunya para ahli yang berada di Unand hendaknya bisa memberikan pengaruh terhadap perubahan iklim ini,” ujarnya.
”Saya mengapresiasi langkah-langkah yang dikakukan oleh presiden CGGI SBY. Di mana, komitmennya dalam melindungi hutan, mengurangi emisi karbon dan mengajak dunia untuk lebih bertanggungjawab terhadap perubahan iklim,” pungkas Werry. (o)

Exit mobile version