Bupati Solok, Gusmal meminta masyarakat mendukung dan mengikuti program Keluarga Berencana dan mencegah stunting dengan memaksimalkan pengasuhan di 1000 hari pertama kehidupan balita.
“Program BKKBN ini didukung oleh pemerintah daerah dengan membentuk kampung KB di lingkungan masyarakat. Sekarang sudah ada 32 kampung KB di Kabupaten Solok,” kata Gusmal saat Workshop Penyiapan Generasi Emas di Pertemuan Barenlitbang.
Gusmal juga mengajak masyarakat mengoptimalkan manfaat dan fungsi kampung KB serta program KB untuk menyejahterakan keluarga. Ia juga meminta Dinas Pemberdayaan Perempuan, KB dan Perlindungan Anak membentuk rencana program KB yang baik, serta menyosialisasikan ke masyarakat.
Untuk itu Dinas Kesehatan, Gusmal meminta untuk meminimalisir penderita stunting untuk memaksimalkan tingkat pertumbuhan dan kesehatan serta meminimalisir dampak lain dari stunting tersebut. Langkah mempersiapkan generasi sehat menghadapi masa depan sangat penting.
“Kegiatan workshop penyiapan generasi emas yang dilaksanakan dapat dijadikan momen untuk mengevaluasi kinerja dan menyusun langkah-langkah strategis untuk memantapkan dan mempercepat penuntasan permasalahan stunting di Kabupaten Solok,” ujarnya.
Sebelumnya, Kasubid Balita atau Anak BKBBN Sumbar, Nurbaiti Djaban menyebutkan, workshop penyiapan generasi emas merupakan rangkaian dari kegiatan proyek prioritas promosi dan KIE 1000 hari pertama kehidupan dalam pencegahan dan penanggulangan stunting.
Berdasarkan data, pada 2019 ini Kabupaten Solok merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Barat yang harus mendapatkan intervensi pencegahan dan penanggulangan stunting. Ada 10 nagari atau desa adat sasaran di Kabupaten Solok yaitu Nagari Batu Bajanjang, Koto Laweh, Koto Hilalang, Aia Dingin, Koto Gadang Koto Anau, Sibarambang, Sariak ALahan Tigo, Taruang-Taruang, Tanjuang Bingkuang dan Paninggahan.
Pada 10 nagari tersebut akan dilakukan sosialisasi materi pengasuhan pada masa 1000 hari pertama kehidupan kepada keluarga yang memiliki anak balita dan ibu hamil. (vko)