TANAH DATAR, METRO – Menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mandiri sejak lima tahun silam, seorang guru honorer asal Paninjauan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, menyebut tidak pernah nunggak bayar iuran.
”Saya sudah lebih lima tahun menjadi peserta program JKN mandiri. Semua anggota keluarga saya ikut. Alhamdulillah sampai kini tidak pernah nunggak bayar iuran tiap bulannya, mudah-mudahan bisa lancar terus,” harap Rismawati, Minggu (28/4) saat berbincang-bincang dengan awak media di Paninjauan.
Ibu dua anak ini mengaku saat pertama membayar iuran dengan jumlah puluhan ribu memang terasa berat. Lama kelamaan sudah menjadi rutinitas yang harus dibayar seperti tagihan listrik, air dan lainnya. Sehingga terasa ringan dan tidak tahunya sudah berjalan lebih lima tahun.
”Awalnya berat. Tapi lama kelamaan dengan niat ibadah, semuanya mengalir ikhlas untuk menolong sesama. Uang untuk membayarnyapun ada terus setiap bulan saat tiba waktunya. Jadi kalau telat membayar sesuai jadwal tanggal 10 setiap bulan, saya merasa tidak nyaman,” sebut guru honor yang sudah mengajar sejak 11 tahun silam ini.
Dikatakannya, meski berpenghasilan pas-pasan dan jauh dari kata cukup, namun karena rasa syukur dan punya niat untuk saling menolong ketika membayar iuran BPJS Kesehatan, maka seakan reski mengalir begitu saja untuk membayar iuran setiap bulannya. Apalagi sebutnya, senang maupun sakit seakan tidak berpisah dari kehidupan manusia.
”Jadi kita saat senang memang tidak terpikir akan sakit. Tapi dengan membayar iuran BPJS Kesehatan, sewaktu-waktu kita mengalami sakit, kita tidak perlu memikirkan soal mahalnya biaya rumah sakit. Karena semuanya sudah ditanggung BPJS Kesehatan. Jadi ibaratnya kita sudah sedia payung sebelum hujan,” sebutnya.
Dia juga menyebut sudah beberapa kali menggunakan pelayanan program JKN baik di Pustu, Puskesmas, tempat bersalin hingga rumah sakit. Disampaikannya, selama sesuai dengan prosedur, tidak membayar biaya berobat sedikitpun disemua tingkatan bahkan untuk membayar ambulanpun tidak dipungut biaya, semuanya sudah ditanggung BPJS Kesehatan.
Untuk pelayanan dari petugas difasilitasi kesehatan semuanya baik, melayani dengan ikhlas dan ramah tamah. Dia berharap kepada Pemerintah harus mampu menghadirkan petugas-petugas yang ramah dan baik. Sehingga saat masyarakat atau pasien berobat kefasilitas kesehatan mendapatkan ketenangan hati dengan pelayanan yang menyenangkan.
”Selama ini yang saya rasakan dan alami baik, ramah. Jadi petugas ditempat fasilitas kesehatan itu memang harus ramah, menyenangkan bagi pasien, karena ini termasuk akan menjadi penentu kesembuhan pasien. Kalau hatinya senang, nanti kesembuhan juga akan datang lebih awal,” harapnya kepada Pemerintah.
Salah seorang siswa tamatan SMK di Lintau, Kabupaten Tanah Datar, Jufri mengaku senang bisa memiliki kartu JKN-KIS. Meski tidak digunakan untuk berobat difasilitasi kesehatan, namun dirinya merasa tertolong dengan adanya kartu JKN-KIS.
”Untung saya punya kartu JKN-KIS, kalau tidak maka saya harus mendaftar dulu baru bisa tes untuk masuk di salah satu instansi pemerintah. Dengan kartu ini saya tinggal melampirkan dan bisa diterima untuk bisa tes, sebab ini salah satu syarat,” sebutnya.
Dia menyebut, kartu JKN-KIS memang besar mamafaatnya bagi masyarakat terutama yang ekonomi lemah. Mengingat biaya berobat di rumah sakit mahal, tentu masyarakat ekonomi lemah harus menjual atau berutang dulu baru bisa membayar biaya berobat saat sakit.
”Banyak manfaatnya, apalagi seperti masyarakat dengan ekonomi pas-pasan. Kalau sakit yang terpikir itu adalah mahalnya biaya berobat, akhirnya memilih berobat di kampung. Dengan program JKN-KIS masyarakat ekonomi lemah tidak khawatir, hanya tinggal datang ke rumah sakit dengan bawa kartu, semua gratis. Ini tentu diperoleh berkat bantuan saling tolong menolong sesuai motto BPJS,” tuturnya. (us)