PADANG, METRO–Dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas, Dr Laurensius Arliman Simbolon, SH, MH, MKN, menyerukan pentingnya menjaga kondusivitas wilayah serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang berpotensi menimbulkan kerusuhan dan memecah belah masyarakat. “,Pada aksi demo dari 25 Agustus hingga 1 September kemarin, ada pihak yang menjadi penumpang gelap menggerakkan dan memprovokasi massa untuk melalukan tindakan anarkis, meski sebagian besar masyarakat yang turun ke jalan murni menyuarakan aspirasi,” kata Laurensius Arliman, Minggu (7/9).
Menurut Laurensius Arliman, situasi aman, damai, dan harmonis merupakan modal utama dalam mendukung pembangunan nasional maupun di daerah. Sehingga, sangat penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar, terutama di media sosial.
“Pada aksi demontrasi kemarin, kita bisa menyaksikan sendiri banyak sekali pergerakan di setiap daerah, yang mempertanyakan kebijakan-kebijakan dari legislatif maupun kebijakan pemerintahan,” ungkap dia.
Laurensius Arliman menegaskan, pemerintah yang saat ini dipimpin Prabowo-Gibran, merupakan Presiden dan Wakil Presiden yang sudah dipilih oleh rakyat pads Pemilu 2024 kemarin. Sehingga, segala kebijakan yang pro kepada rakyat harus didukung sepenuhnya.
“Tentunya, demo kemarin menjadi momentum mengembalikan kepercayaan publik kepada pemerintah. Sebagai warga negara yang taat hukum, kita harus mendukung pemerintahan yang sudah terpilih pada pesta demokrasi. Pemerintah harus pada posisinya, membuat berbagai kebijakan yang menguntungkan masyarakat, bukan mencari keuntungan semata atau tidak sesuai dengan keinginan masyarakat” tutur dia.
Pada saat demo kemarin, dirinya melihat memang banyak masyarakat yang turun untuk menyampaikan aspirasinya, tapi kenyatannya masih saja disusupi penumpang gelap yang mengartikan demokrasi itu sebagai democrazy.
“Democrazy ini berarti demo yang membuat masyarakat gila. Padahal, pada intinya aksi masyarakat ini berjuang sesuai konstitusi untuk menyampaikan pendapatnya, berdemokrasi sesuai dengan aturan yang ada. Tapi, faktanya pada demo yang terjadi kemarin, ungkap dia, ada penumpang gelap, yang akhirnya membuat demokrasi menjadi democrazy. Inilah yang seharusnya dicari dan diusut tuntas agar tidak terus-terusan memprovokasi masyarakat,” ujarnya.
















