PADANG, METRO-Ketua Majelis Pertimbangan Pengurus Besar Matahari Pagi Indonesia (PB MPI), DR. Dahnil Anzar Simanjuntak prihatin dengan kondisi masyarakat Minang saat ini. Di mana, terjadi pergeseran nilai masyarakat Minang yang dulunya dikenal sebagai otaknya republik ini
“Minang itu otaknya republik ini (Indonesia). Republik ini didirikan berkat otaknya orang-orang Minang. Seperti, Bung Hatta, Sutan Syahrir yang membawa pemikiran gerakan kebangsaan dan intelektual,” ungkap Wakil Ketua Badan Penyelenggaraan Haji ini, saat menghadiri Pelantikan Pengurus Wilayah (PW) MPI Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Periode 2025-2030, di Padang, Sabtu (30/8).
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhamadiyah itu menambahkan, tokoh Minang lainnya yang menjadi otaknya republik ini sebut saja Tan Malaka dengan pemikiran Madilog-nya. Gerakan Tan Malaka bahkan menyebar seantero dunia.
Juga ada Buya Hamka seorang ulama, sastrawan dan politisi. Buku dan sastranya dibaca orang. Juga ada Syafrudin Prawiranegara. Presiden RI di masa PDRI, ada Agus Salim. “Bapak bangsa kita ini orang Minang yang menginjeksikan nilai kebangsaan kepada ideologi. Ada nasionalis, ada Islam, ada yang ke kanan ada ke kiri,” ungkapnya.
Jika dulu Minang otak dan gerakan republik ini. Sekarang di mana otak republik ini? “Saya minta orang Minang koreksi dirilah. Makanya PR utama masyarakat Minang, bangkitkan Minang sebagai otaknya republik. Pusat gerakan dan pemikiran republik. Yang salah itu Universitas Andalas (Unand), Universitas Islam Negeri (UIN). Kembalikanlah Minang menjadi otak republik ini,” harapnya.
MPI Wadah Berhimpun Orang Berbagai Latar Belakang
Selain mengkritis kondisi masyarakat Minang saat ini, Dahnil juga menjelaskan tentang sejarah berdirinya Organissi Masyarakat (Ormas) MPI. Diungkapkannya, MPI awalnya sebuah gerakan politik yang digagas oleh Prabowo Subianto.
Dahnil mengungkapkan sewaktu dirinya menjadi juru bicara (Jubir) Prabowo Subianto saat mencalonkan diri sebagai presiden, dirinya diminta Prabowo menghimpun anak muda yang berlatarbelakang berbeda-beda. Baik dari ormas, profesi, partai politik dan agama yang berbeda beda.
















