Bahkan kata Revianti, pengerjaan dilakukan secara bergiliran per kelas setiap harinya dengan pendampingan dari guru wali kelas dan guru pendamping. Proses ini tidak hanya mengembangkan kreativitas murid, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab, dan kepedulian terhadap lingkungan sekolah.
Selain itu proses pembuatan pojok literasi, murid tidak hanya fokus pada aspek fungsional tetapi juga estetika. Mereka melukis dinding sesuai dengan kreativitas masing-masing dan membuat kata-kata motivasi yang dapat menginspirasi pembaca.
“Bahkan, rak-rak buku dibuat dari kayu bekas kursi yang patah, menunjukkan semangat daur ulang dan pemanfaatan barang bekas yang kreatif,” tuturnya.
Program pojok literasi outdoor ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap minat baca murid dan seluruh warga sekolah.
“Adanya pojok-pojok baca yang nyaman dan menarik, baik di rumah maupun di sekolah, diharapkan dapat terbentuk budaya literasi yang kuat di lingkungan SMP Negeri 30 Padang.Dengan adanya program JOKLIDOR, diharapkan minat baca murid dan seluruh warga sekolah dapat meningkat secara signifikan,” harapnya.
Konsep outdoor yang diterapkan memberikan nuansa segar dan berbeda, sehingga aktivitas membaca tidak lagi terkesan monoton.
Program ini juga sejalan dengan visi sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan menyenangkan.
Dengan memanfaatkan ruang yang ada secara optimal, sekolah berhasil menciptakan nilai tambah tanpa memerlukan biaya yang besar.Program JOKLIDOR SMP Negeri 30 Padang merupakan bukti nyata bahwa inovasi dalam pendidikan dapat dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mengoptimalkan ruang yang ada untuk kepentingan yang lebih bermanfaat.
Membuat pojok literasi sebutnya ada dasarnya tidak hanya bergantung pada ketersediaan biaya yang memadai, melainkan juga memerlukan kemauan yang kuat dari seluruh pihak yang terlibat dan kerjasama yang solid antar stakeholder.
“Jadilah bagian dari perubahan positif ini, karena investasi terbaik adalah investasi untuk pendidikan anak-anak kita!,” ingatnya. (ped)















