PDG. PARIAMAN, METRO–Cindua takacau, garobak ilang. Begitulah yang dirasakan oleh masyarakat Nagari Katapiang. Sudah bersiap-siap menjadi tuan rumah Pekan Kebudayaan Daerah, ternyata kegiatan itu mendadak dibatalkan oleh Pemkab Padangpariaman. Alasannya karena tidak boleh menggunakan APBD. Benarkah begitu?
Batalnya Pekan Kebudayaan Daerah yang akan dilaksanakan di Nagari Katapiang, Kecamatan Batanganai, Kabupaten Padangpariaman, ramai diperbincangkan di media sosial. Terutama oleh masyarakat nagari tersebut. Bahkan terdapat video musyawarah ninik mamak dialognya berisi kekesalan akan keputusan sepihak dari Pemkab Padangpariaman itu. Mereka merasa tidak saja mempermalukan niniak mamak, pembatalan Pekan Kebudayaan Daerah di Nagari Katapiang benar-benar mencoreng wajah anak nagari. Bagaimana tidak, mereka sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Undangan sudah tersebar luas. Para perantau sudah banyak yang memesan tiket pulang, bahkan sudah pulang. Termasuk tamu dari Malaysia pun dikabarkan ada yang sudah datang.
Tokoh terkemuka di Nagari Katapiang, Bahrum Hikmah Rangkayo Rajo Sampono, membenarkan kekecewaan masyarakat di nagarinya. Namun, semua itu katanya sudah mereda, setelah dilakukan musyawarah. “Itu kan karena emosi sesaat (keinginan menggugat Bupati Padangpariaman secara adat, red). Bahkan ada yang mau demo ke Kantor Bupati. Tapi semua sudah kami diselesaikan dalam musyawarah,” ujar tokoh masyarakat yang akrab disapa Rangkayo Rajo ini.
Bahrum menegaskan bahwa nagarinya tidak pernah meminta jadi tuan rumah Pekan Kebudayaan Daerah tersebut. “Itukan pemerintah daerah yang menetapkan nagari kami menjadi tempat Festival Kebudayaan pertama dari 100 festival yang mereka canangkan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, alasan Pemkab Padangpariaman membatalkan Pekan Kebudayaan Daerah di Nagari Katapiang dengan alasan anggaran. Menurutnya, apapun alasan Pemkab Padangpariaman sangat sulit diterima oleh anak Nagari Katapiang. Seakan mereka yang bersalah kegiatan itu diadakan.
Padahal, sambungnya, Nagari Katapiang tidak pernah meminta ditunjuk jadi tuan rumah. “Jadi, kenapa nagari kami ditetapkan sebagai tuan rumah. Kami tidak meminta. Memangnya dinas terkait tidak koordinasi dengan bupatinya sebelum penetapan kegiatan ini. Kalau begitu kenapa ditetapkan bahkan persiapan sudah berlangsung panjang,” tegas Bahrum.
Namun, ia tidak mau berpanjang-panjang terkait masalah pembatalan pekan kebudayaan tersebut. Sekarang, pihaknya fokus agar kegiatan tetap dilanjutkan. Hanya saja, namanya diubah dari Pekan Kebudayaan Daerah menjadi Pekan Kebudayaan Nagari Katapiang. “Anak Nagari Katapiang ini jelas jantannya. Dan kami akan tetap melaksanakan dengan cara badoncek (patungan). Sebab ini demi nama nagari kami,” tegas tokoh masyarakat yang dikenal dekat dengan Bupati Padangpariaman, John Kenedy Azis ini.
Adakah Muatan Politik?
Pegiat kebudayaan Sumatera Barat, Mahatma Muhammad, turut menyoroti terkait pembatasan Pekan Kebudayaan Daerah di Nagari Katapiang. Menurutnya, kabar itu benar-benar menyakiti hati banyak pihak. Terutama masyarakat Nagari Katapiang dan pegiat kebudayaan atau sanggar seni yang terlibat.
















