PESSEL METRO–Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, bersama tokoh agama dan Kementerian Agama, Senin (23/6) bertempat di Gedung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Pesisir Selatan, mengadakan acara Serap Aspirasi Tokoh Agama Lembaga Sosial Keagamaan Mitra Kementerian Agama.
Acara ini dihadiri Wakil Bupati Pessel Risnaldi Ibrahim, Anggota Komisi VIII DPR RI Lisda Hendrajoni, Plh Kepala Kanwil Kemenag Sumbar yang diwakili Ketua Tim Pemberdayaan Zakat Wakaf Bidang Penaiszawa Al Fajri, Ketua Tim Kemitraan Umat, Publikasi Dakwah, Siaran Keagamaan Islam dan Sisfo Yesi Mira Andrian, Ketua Tim Pemberdayaan Rifki Rusydi, KanKemenag Pessel Kasi Bimas Islam Firdaus.
Dalam sambutanya, Lisda Hendrajoni, memaparkan data tentang erosi moral di era digital. Disampaikan Lisda Hendrajoni, sisi teknologi memudahkan hidup, di sisi lain ia menggerus batas-batas etika. Dan, ironis media sosial menjadi tema perlu di bahas, untuk dicarikan jalan keluar. “Media sosial menjadi tema yang menggelitik, fenomena oversharing, kebiasaan mengumbar aib keluarga di platform digital sebagai gejala ketercerabutan dari akar budaya,” tegas Lisda.
Media sosial ibarat pisau bermata dua, bisa menjadi mimbar dakwah, tapi juga kubangan fitnah.” Tambahnya Pada kesempatan itu, anggota DPR RI menekankan pentingnya memperkuat peran agama sebagai panduan moral di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan budaya global. “Kemajuan tanpa agama bagai perahu tanpa nahkoda akan terombang-ambing di lautan zaman.”ujarnya. Agama bukan penghalang kemajuan, melainkan kompas yang mengarahkan kemajuan agar tidak kehilangan nilai etika dan kemanusiaan,” tegas Lisda.
Ia juga menyoroti dampak buruk media sosial, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan konten negatif, yang dinilainya dapat merusak moral generasi muda. Dalam momen istimewa ini, Lisda menyebut sejumlah strategi menghadapi tantangan digital. Sejumlah poin penting yang dibahas dalam forum ini meliputi pentingnya literasi digital.
Masyarakat, terutama generasi muda, harus cerdas dalam menggunakan media sosial, sambungnya. Bahkan Tokoh agama didorong untuk aktif berdakwah melalui platform digital.
Selain itu, Lisda meyakini peran Keluarga dan pendidikan menjadi keniscayaan. Ia memandang orang tua era sekarang harus meningkatkan pengawasan dan komunikasi dengan anak.
Demikian pula para ustadz, penghulu dan tokoh agama berperan penting dalam memberikan Pembinaan. Bimbingan pranikah (bimbingan catin) perlu diperkuat untuk membentuk keluarga yang kokoh.
Terkhusus kolaborasi pemerintah dan tokoh Agama Kemenag dan pemerintah daerah berkomitmen untuk bersinergi dalam program-program keagamaan yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Forum ini diharapkan Lisda dapat menghasilkan beberapa rekomendasi, antara lain, Peningkatan edukasi tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab.
Kedua, Penguatan peran tokoh agama sebagai agen perubahan di masyarakat. Ketiga, Sinergi lintas sektor (pemerintah, ulama, pemuda) untuk menciptakan generasi yang berintegritas,” ungkap istri Bupati Pessel Hendrajoni.
Wakil Bupati Pesisir Selatan menekankan pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Mungkar menghadapi tantangan Zaman. Wakil Bupati Pesisir Selatan Risnaldi menegaskan pentingnya prinsip amar ma’ruf nahi mungkar dalam menghadapi kompleksitas masalah masyarakat modern, khususnya di era globalisasi. “Allah SWT telah berfirman tentang pentingnya sebuah komunitas yang menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ini adalah landasan kita membangun negeri,” ujar Risnaldi dengan penuh semangat, mengutip nilai-nilai keagamaan.




















