Mekanisme Targeting Nanopartikel
Ukuran nanopartikel yang kecil justru memiliki potensi besar dalam pengobatan terapi kanker, hal ini disebabkan karena nanopartikel mampu melakukan pengiriman obat yang lebih tepat sasaran ke sel kanker. Obat yang telah dikombinasikan dengan teknologi nanopartikel, selanjutnya dapat dikonjugasikan dengan suatu ligand agar lebih selektif dan efektif dalam penargetan ke sel targetnya.
Nanopartikel dapat ditargetkan ke lokasi tumor melalui mekanisme targeting aktif dan pasif. Pada tipe pasif, nanopartikel yang masuk ke sirkulasi akan terakumulasi di lokasi tumor akibat peningkatan permeabilitas (yang memungkinkan ekstravasasi nanopartikel dari darah ke jaringan tumor) dan efek retensi. Sedangkan pada tipe aktif umumnya digunakan molekul ligand seperti antibodi dan peptida untuk mengenali antigen tumor yang spesifik.
Terdapat beberapa obat-obatan yang secara selektif dapat menargetkan sel kanker, dan menghindari akses obat ke daerah non-target menggunakan alat pelacak yang disebut ligand. Ligand juga merupakan molekul yang mengenali dan berikatan dengan antigen target atau reseptor, yang diekspresikan secara berlebihan atau diekspresikan secara selektif oleh sel atau komponen jaringan tertentu.
Beberapa nanopartikel yang dapat digunakan dalam pengobatan kanker yaitu PLGA-ORM Nanopartikel, PCL-PLATPGS, NP- HDACls, DTX-NPs, Shikonin-Act-SLN, BSA-
ANZ dan Nab-ABZ, LPI-NPs, LCNP, SH- siRNA/ssPEI (SAT), PLGAFenretinide. Teknologi
nanopartikel memiliki beberapa kelebihan, seperti nanopartikel mampu menembus ruang- ruang antar sel yang hanya dapat ditembus oleh ukuran partikel koloidal, memiliki stabilitas tinggi, kapasitas tinggi, terlindung dari degradasi, aman dan memenuhi persyaratan dosis.
Peran nanopartikel dalam terapi kanker adalah untuk meningkatkan farmakokinetik dan mengurangi toksisitas sistemik kemoterapi dengan menargetkan dan menyalurkan obat antikanker secara selektif ke jaringan tumor. Pemanfaatan nanopartikel dalam terapi kanker umumnya dikembangkan untuk menargetkan obat kemoterapi (tunggal maupun kombinasi), gen bunuh diri, atau tumor suppressor gene secara spesifik ke lokasi tumor dengan memanfaatkan reseptor yang diekspresikan secara spesifik atau diekspresikan sangat tinggi pada tumor (misalnya reseptor asam folat). (***)














