PADANG, METRO–Festival Nan Jombang Tanggal 3 di Gedung Manti Menuik, Ladang Tari Nan Jombang Balai Baru, Kecamatan Kuranji, Selasa (3/6) menghadirkan, pertunjukan Group Randai Pincuran Tujuah, Solok Bio-Bio, Kota Payakumbuh.
Randai di bawah Pimpinan Oyong Nurmathias bertajuk “Kakian Antah Kamari Bedo,”. Pemainnya terdiri dari Mandeh Ramsiah, Sutan Basa, Bujang Pamuncak, Gadih Nurlela, Pandeka1 dan Pandeka 2.
Pertunjukan randai yang mengkolaborasikan aksi randai, nyanyian dan petatah petitih Minang serta guyonan benar-benar menghibur pengunjung yang hadir malam itu.
Randai membawakan cerita pulang ka bako, salah satu adat perkawinan yang masih ada di Minangkabau. Perkawinan itu dilakukan antara anak dan kemenakan yang dijalankan oleh sebagian mamak di Minangkabau.
Sebuah istilah yang lebih lazim didengar yakni “walau indak bapitih, namun nasi talatak juo”. Banyak pula orang berpendapat sekarang bukannya zaman Siti Nurbaya. Bahwa laki-laki di Minangkabau berhak menentukan pilihan sesuai dengan perempuan yang diinginkannya.
Begitu juga sebaliknya, perempuan di Minangkabau berhak menentukan pilihan sesuai denga keinginannya. Semua cerita ini disampaikan melalui atraksi tari randai, naynyian dan petatah petitih dengan bahasa yang sangat mudah dipahami.
Sebelum tampilnya Group Randai Pincuran Tujuah, Solok Bio-Bio, Festival Ladang Nan Jombang Tanggal 3 dibuka dengan tari yang ditampilkan oleh Gorup Alang Babega, Pimpinan Fatmawati.
Hadir pada kesempatan itu, Wali Kota Padang, Fadly Amran, Forum Perjuangan Rumah Seniman dan puluhan komunitas seni dan budaya. Pimpinan Nan Jombang Dance Company, Ery Mefri mengatakan, Festival Nan Jombang Tanggal 3 telah berjalan selama 12 tahun dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation selama 10 tahun. Festival ini sebagai bentuk ungkapan terima kasih kepada masyarakat yang melahirkan seni tradisi.




















