KPU Gelar Simulasi Pemungutan dan Perhitungan, TPS Dituntut Ramah Terhadap Disabilitas

BATUSANGKAR, METRO – KPU Sumbar menggelar simulasi pemungutan dan perhitungan suara pemilu serentak 2019 di Istano Basa Paguruyuang, Kab Tanahdatar, Rabu (3/4). Kegiatan tersebut langsung dihadiri seluruh KPU kab dan kota di Sumbar. Simulasi yang di lakukan di halaman Istano Basa Pagaruyuang, Rabu (3/4) tersebut berjalan lancar dari awal pencoblosan hingga perhitungan suara. Ketua KPU Sumbar Amnasmen mengatakan, simulasi yang dilangsungkan kali ini merupakan bagian dari kegiatan persiapan teknis pemilu sesuai rancangan KPU RI. Menurutnya acara simulasi pemungutan dan penghitungan suara tersebut dilakukan serentak seluruh Indonesia.
“Bertujuan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekaligus informasi pada para pihak dalam rangka menuju hari H pencoblosan 17 April 2019 mendatang,” ujar Amnasmen .
Dikatakan, simulasi yang ada tersebut juga dimaksudkan sebagai tolak ukur proses persiapan internal KPU. Diluar itu kata dia, sekaligus mengetahui pasti batas waktu paling lama bagi warga atau calon pemilih manakala telah berada di TPS. Ia menambahkan, dalam proses simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilih asli yang terdiri dari daftar pemilih tambahan (DPTB), kemudian daftar pemilih khusus (DPK) dan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
“Kami libatkan pemilih asli lalu KPPS dan panitia pemilihan kecamatan (PPK). Itu semua bagian dari evaluasi sekaligus mencari jalan keluar penanganan kemungkinan-kemungkinan timbulnya masalah pada saat pencoblosan nanti,” katanya
KPU Sumbar menegaskan dari simulasi yang dilakukan diketahui pemilih masih ada yang kurang paham. “Dalam simulasi ini pemilih saat masuk kebilik suara masih ada juga yang terlalu lama di dalam bilik, padahal kisaran itu pemilih dalam bilik itu hanya 2-5 menit,” ujarnya.
Amnasmen menjelaskan, sebelum memasuki bilik suara, Pemilih harusnya sudah mengetahui siapa calon yang akan di pilihnya, karena untuk pemilu kali ini ada 5 surat suara yang akan dipilih dan jika itu tidak diketahuinya sebelum mencoblos tentu akan memakan waktu yang lama saat berada dalam bilik suara. Pemilih harusnya sudah mengetahui siapa calon yang akan dipilihnya, sehingga tidak memakan waktu lama di bilik suara.
“Apakah lokasi TPS telah ramah dengan disabilitas atau belum. Adakah kesulitan petugas nantinya kemudian sejauh mana batasan membantu, baik melipat maupun mencoblos secara benar dan sah, semua ini dalam rangka mencari formula yang tepat pada saat 17 April 2019 itu sebaiknya seperti apa,” jelasnya
Bupati Tanahdatar Irdinansyah Tarmizi mengapresiasi atas upaya KPU melakukan sosialisasi tahapan pemungutan dan rekapitulasi surat suara di tempat pemungutan suara (TPS) itu di kawasan Istano Basa Pagaruyuang.
Ia meminta pihak KPU, Bawaslu, petugas keamanan di TPS, dan Kepolisian untuk lebih meningkatkan koordinasinya terlebih dalam mencermati fase-fase krusial saat proses pemilihan berlangsung di tps.
“Diantara pun fase yang krusial itu ada pada saat tahapan penghitungan surat suara di tps. Untuk sekali lagi saya mohon para penyelenggaran dan stakeholder terkait lebih ditingkatkan pengawasan dan pengamanannya di tahap ini,” pinta Irdinansyah.
Direktur Sat Sabhara Polda Sumbar, Kombes Tafianto Eko A menyebutkan untuk pengamanan pemilu di Sumbar, Polda menginstruksikan masing-masing Polres menurunkan personel pengamananya sebanyak satu pleton sebagai Dalmas awal.
“Sedangkan untuk pengamanan di setiap TPS, dari Unit Shabara di BKO kan pada masing-masing Polres sebanyak 240 personel,” sebut Tafianto.
Untuk penempatan petugas keamanan yang di BKO kan Polda itu, sebut dirinya, tergantung dari Polres setempat, termasuk didalamnya menyangkut kebutuhan pengamanan pada TPS rawan dan tidak rawan.
“Penempatan personel itu menurut kebutuhan dari Polres setempat. Kami di Polda hanya membackup saja dengan menurunkan personel tambahan,” ulas Dir Sat Sabhara ini. (heu)

Exit mobile version