Akreditasi STIT yang setara dengan kampus negeri, yaitu Baik Sekali, atau sedikit berada di bawah Unggul juga menjadi alasan lain bagi para mahasiswa untuk memilih STIT Syech Burhanuddin sebagai tujuannya.
Demikian pula halnya standarisasi atau kualitas tenaga dosennya juga tidak diragukan lagi. Hal itu terlihat dari rata-rata kepangkatan dosennnya yang telah mencapai 3 D. STIT juga didukung 5 tenaga doktor dan 3 calon doktor lainnya yang saat ini hampir menyelesaikan studynya.
Dengan berbagai keunggulan itu, sesuai komitmennya, STIT Syech Burhanuddin juga terus bertekad untuk melahirkan sarjana siap pakai. Hasilnya ternyata sangat memuaskan. Terbukti, tahun 2023 lalu tercatat lebih dari 250 mahasiswa STIT tercatat lulus sebagai PPPK, begitu pula tahun ini juga tercatat lebih 200 tamatan STIT berhasil lulus seleksi PPPK.
Keunggulan lainnya, salah satu kampus tertua di Kota Pariaman ini juga tercatat telah menjalin kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Malaysia. Khususnya dalam hal visiting tour. Dimana dengan kerjasama itu sejumlah dosen STIT berkesempatan memberi materi kuliah di Malaysia, begitu pula sebaliknya.
Selain itu, STIT secara rutin juga aktif mengantarkan mahasiswanya mengikuti KKN di samping untuk keperluan Praktik Lapangan atau (PL) lainnya di negeri Serumpun itu.
Kampus yang berdiri sekitar tahun 1978 ini, saat ini tercatat memiliki dua prodi, masing-masing, Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI). Kini, STIT Syech Burhanuddin pun mencoba mengusung asa baru, salah satunya rencana membuka prodi S2 sekaligus pihak managemen STIT maupun pengurus yayasan berharap agar ke depannya STIT Syech Burhanuddin bisa ditingkatkan menjadi kampus negeri. “Khusus untuk pembukaan program S2, saat ini kita sedang mengusulkan penambahan prodi baru, yaitu Managemen Pendidikan Islam. Sementara, untuk peningkatan menjadi negeri, saat ini sedang kita telusuri lebih jauh, sembari menyiapkan berbagai persyaratan yang dibutuhkan untuk itu,” terang Neni Triana. Pihaknya mengaku optimis harapan dan cita -cita itu bakal bisa terwujud seperti diharapkan, terlebih mengingat masih belum ada kampus megeri di Kota Pariaman hingga saat ini.”Makanya sebagai kampus tertua, kita tentu optimis jika ke depannya kampus STIT ini bisa dinegerikan seperti diharapkan,” ungkapnya. (efa)




















