Oleh: Pertiwi Dayuputri (Mahasiswa PGSD Univ Bung Hatta) Dosen: Heri Effendi, S.Pd.i.,M.Pd.
Desa Kebung Hattaan, dengan pesona alamnya yang masih asri dan kearifan lokal yang kaya, kini berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, desa ini berpotensi besar untuk berkembang menjadi destinasi wisata yang menjanjikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
Namun, di sisi lain, kemajuan tersebut menyimpan ancaman serius terhadap kelestarian budaya dan identitas unik Kebung Hattaan.
Perkembangan infrastruktur, seperti pembangunan jalan dan akses internet yang lebih baik, memang sangat dibutuhkan. Hal ini dapat meningkatkan perekonomian dan membuka peluang kerja baru. Namun, kita perlu waspada agar pembangunan tidak berjalan tanpa perencanaan yang matang dan berwawasan lingkungan serta budaya. Jangan sampai, demi mengejar kemajuan ekonomi, kita justru mengorbankan kekayaan budaya yang telah diwariskan turun- temurun.
Salah satu kekhawatiran utama adalah hilangnya tradisi dan kearifan lokal. Modernisasi seringkali menggeser nilai-nilai tradisional, dan jika tidak diimbangi dengan upaya pelestarian yang serius, maka identitas Kebung Hattaan sebagai desa yang unik dan kaya akan budaya bisa lenyap. Tari-tarian tradisional, upacara adat, dan kuliner khas yang menjadi ciri khas desa ini, berisiko terpinggirkan oleh budaya modern yang lebih dominan.
Komentar