PARIAMAN, METRO–Pemko Pariaman mencatat populasi ternak sapi di daerah itu pada 2024 mencapai 2.608 ekor yang jumlah itu terjadi penurunan 171 ekor dari tahun sebelumnya yang mencapai 2.779 ekor. “Penurunan populasi itu terjadi karena faktor ekonomi, jadi peternak menjual ternaknya,” ungkap Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Marini Jamal.
Selain faktor ekonomi, jelasnya, populasi sapi turun karena masih ada kekhawatiran dari peternak akibat penyakit mulut dan kuku yang terjadi sebelumingga sehingga beberapa peternak menahan untuk tidak kembali beternak sapi.
Ia mengatakan pihaknya pada 2025 berupaya meningkatkan populasi sapi di daerah itu dengan inseminasi buatan, sosialisasi kepada peternak untuk mengembangkan usaha peternakannya, dan pendampingan kepada peternak.
Namun, lanjutnya beternak sapi membutuhkan biaya yang besar khususnya peternak baru karena harus membeli sebagai modal awal. Tetapi, kata dia saat ini permodalan usaha peternakan maupun petani dibantu oleh pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat.
“Namun teknisnya tentu pihak bank yang lebih paham,” katanya.
Pemkot Pariaman memiliki sejumlah penyuluh peternakan, tenaga medik, dan paramedik veteriner yang siap mendampingi peternak guna membantu menjaga kesehatan ternaknya dan mengembangkan usaha peternakan di daerah itu.
Pihaknya akan terus meyakinkan warga untuk bertenak agar usaha tersebut tidak saja meningkatkan perekonomian keluarga namun juga menjaga ketahanan pangan.
Komentar