“Kami mendapatkan laporan dari perternak pada Selasa (7/1) sore. Kemudian pada Rabu (8/1) kami meninjau ke lokasi, lokasinya di Desa Pungguang Ladiang, itu satu kandang,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Marini Jamal di Pariaman.
Ia mengatakan awalnya ternak yang mengalami gejala PMK yaitu dua ekor sapi yang kemudian juga menyasar ke ternak lainnya sehingga jumlahnya mencapai 11 ekor.
103 Kasus PMK Sumbar Ditemukan
Sementara itu sejak bulan November 2024 hingga awal Januari 2025, tim Dinas Peternakan Sumbar menemukan sebanyak 103 kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ironisya, sebanyak 770 sapi terpapar. “Sementara upaya yang dilakukan pihak Dinas Peternakan Sumbar sudah melakukan vaksin sebanyak 20 ribu dosis. Bahkan minggu ke tiga tahun ini puncaknya untuk menyabut Ramdhan hingga Hari Raya kurban kita sudah melakukan upaya,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan Veteriner, M. Kamil, kepada POSMETRO kemarin.
Untuk menyikapi kasus ini, kita memiliki tim sebanyak 350 orang petugas yang ada di masing maing wilayah di Sumbar.
Dari 770 ternak yang terjaingkit PMK itu kini sduah ada 142 ekor yang sudah sembuh dan sisanya masih dalam perawatan kita. “Nah untuk menghambat kasus ini di Sumbar, maka kita sudah melakukan kordinasi dengan pihak terkait meewaspadai lalulintas hewan yang terjangkit PMK masuk ke Sumbar,” terang Kamil. Saat ini kata Kamil, kasus tersebut tersebar di 35 kecamatan pada 12 kabupaten/kota, menurut laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Veteriner, M. Kamil, mencatat laporan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (SIKHNAS) bahwa kasus ini tersebar di berbagai daerah, termasuk Agam, Dharmasraya, Solok Selatan, dan Tanah Datar,” ujar Kamil. (efa/ped)
Komentar