PASBAR, METRO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat, mengharapkan pemerintah pusat pada 2025 ini menambah anggaran pembangunan shelter tsunami yang sangat terbatas di daerah itu sebagai gedung evakuasi bencana atau Tempat Evakuasi Sementara (TES) dari bahaya tsunami.
“Sangat butuh karena puluhan ribu warga ada di tepi pantai yang panjangnya mencapai 152 kilometer,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Barat Jhon Edwar.
Dikatakan Jhon Edwar, dengan garis pantai yang cukup panjang itu baru ada satu bangunan shelter di daerah Maligi, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar).
Dengan panjangnya dan padatnya penduduk di tepi pantau, sebutnya, maka dibutuhkan shelter untuk evakuasi warga jika sewaktu-waktu terjadi tsunami. Kebutuhan shelter tersebut antara lain di Katiagan Mandiangin Kinali, Sasak, Pulau Panjang Kecamatan Sungai Beremas, Sikilang Kecamatan Sungai Aur, dan di Sikabau Kecamatan Koto Balingka.
Kebutuhan shelter di daerah pesisir pantai sangat dibutuhkan, lanjutnya, karena pada umumnya daerah pantai yang ada merupakan daerah terpencil. Jalan menuju daerah itu juga masih menyisir pantai.
Komentar