PASBAR, METRO— Sebanyak 12 ekor sapi di Kabupaten Pasaman Barat, masih menjalani perawatan intensif akibat terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sapi-sapi tersebut sedang dalam pemulihan yang diawasi oleh petugas dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesehatan Hewan Kabupaten Pasaman Barat.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Pasaman Barat, Roni Hendri Eka Putra, menyampaikan bahwa sejak akhir 2024 lalu, sebanyak 58 ekor sapi milik peternak dari beberapa nagari di Kecamatan Kinali tercatat terinfeksi virus PMK. “Dari total tersebut, 46 ekor telah sembuh dan 12 ekor lainnya masih dalam proses pemulihan,” ujar Roni.
Dinas Perkebunan dan Peternakan menduga kasus PMK di Pasaman Barat berasal dari pasar ternak di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, serta sapi milik peternak di perbatasan antara Agam dan Pasaman Barat.
“Kami telah melakukan penelusuran dan pendataan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Penularan sudah bisa diatasi, namun kami tetap waspada,” tambah Roni.
Untuk menekan penyebaran virus, Dinas Perkebunan dan Peternakan Pasaman Barat akan terus memantau kesehatan ternak di wilayah tersebut. Pemeriksaan berkala dan vaksinasi juga akan digencarkan sebagai langkah preventif. “Ke depan, kami akan rutin melakukan pengecekan kesehatan hewan dan melanjutkan program vaksinasi pada ternak masyarakat,” tegas Roni.
Kasus PMK di Pasaman Barat menunjukkan pentingnya langkah cepat dan koordinasi antara peternak dan pemerintah untuk mencegah wabah meluas. Dengan vaksinasi dan pengawasan yang intensif, diharapkan Pasaman Barat dapat segera bebas dari PMK, sehingga kesejahteraan peternak dapat terjaga.
Pemprov Sumbar Bakal Gelar Vaksinasi PMK Massal 20 Ribu Sapi
Sementara itu Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) akan melaksanakan program vaksinasi massal Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi mulai Senin, 20 Januari 2025.
Sebanyak 20 ribu dosis vaksin yang diterima dari Kementerian Pertanian akan disuntikkan pada ternak di 16 kabupaten dan kota di Sumbar.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Veteriner, M. Kamil, menyatakan bahwa vaksinasi ini merupakan langkah strategis untuk mencegah lonjakan kasus PMK, terutama menjelang bulan Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha, saat mobilitas ternak biasanya meningkat. “Program vaksinasi akan berlangsung hingga minggu ketiga Februari 2025. Kami berharap ini dapat meningkatkan kekebalan kelompok (herd immunity) dan mengurangi risiko penyebaran PMK,” kata M Kamil.
Dikatakan M Kamil, vaksin telah tiba di Gudang Kesehatan Hewan Sumbar pada awal pekan ini. Koordinasi dengan pemerintah daerah telah dilakukan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan vaksinasi. “Kami sudah mengadakan rapat bersama kabupaten/kota untuk mempersiapkan teknis pelaksanaan. Fokus kami adalah menjangkau sebanyak mungkin ternak yang berisiko,” tambah Kamil.
Sejak pertengahan 2024 hingga Januari 2025, 91 kasus PMK dilaporkan di Sumbar. Kasus tersebut tersebar di 12 kabupaten/kota dengan total 35 kecamatan terdampak. Lonjakan kasus terbesar terjadi pada November 2024, dengan 41 kasus, kemudian menurun menjadi 33 kasus pada Desember 2024, dan 17 kasus pada Januari 2025.
Daerah dengan laporan kasus PMK mencakup Kabupaten Agam, Dharmasraya, 50 Kota, Solok, Solok Selatan, Padang Pariaman, dan beberapa wilayah lainnya. “Kami mencatat gejala klinis PMK pada sapi di daerah ini melalui laporan ISIKNAS. Dengan vaksinasi ini, kami harap wabah bisa dikendalikan lebih baik,” jelas Kamil. (end/ped/rel)