PDG. PANJANG, METRO–Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir ingatkan seluruh daerah untuk mengevaluasi data pangan 2024. Khususnya terkait pasokan, kebutuhan dan harga sebagai dasar penyusunan strategi perbaikan pada 2025.
“Data ini sangat penting untuk perencanaan yang lebih baik. Mengingat musim hujan, daerah diminta mewaspadai kondisi pertanaman, proses panen, hingga potensi serangan hama dan penyakit. Program optimalisasi lahan, mekanisasi pertanian, serta dukungan KUR juga harus terus digalakkan. Selain itu, pantau pasokan dan stabilitas harga pangan pascalibur Nataru,” tegasnya.
Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah, Senin (30/12). Rapat diikuti Penjabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si bersama sejumlah instansi terkait di Ruang VIP Balai Kota secara daring.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyebutkan, inflasi nasional 2024 mencapai 2,09 persen.
“Angka ini masih berada dalam rentang target pemerintah, yaitu 1,5 hingga 3,5 persen. Namun, perlu diwaspadai potensi kenaikan harga menjelang akhir dan awal tahun,” jelasnya.
Analis Perekonomian Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako, Chandra Erfiko, S.E menjelaskan, inflasi Kota Padang Panjang pada November 2024 menunjukkan penurunan. Inflasi bulanan (month to month/mtm) tercatat sebesar 0,06 persen, turun dari 0,07 persen pada Oktober.
Sementara inflasi tahunan (year of year/yoy) mencapai 1,27 persen, turun dari 1,78 persen di Oktober.
“IPH pada minggu ketiga Desember adalah 0,26 atau fluktuasi rendah. Komoditas utama penyumbang fluktuasi yaitu cabai merah, telur ayam ras dan minyak goreng,” jelasnya.
Ditambahkan Chandra, secara umum harga 48 komoditas pada minggu keempat Desember ini stabil. Namun tujuh komoditas mengalami kenaikan yaitu cabai hijau, daging ayam broiler, telur ayam ras, telur itik, cabai merah, bawang merah dan bawang daun. Komoditas stabil di antaranya beras, gula pasir, minyak goreng dan daging sapi.
“Kenaikan signifikan terjadi pada cabai hijau sebesar 21,78% yang perlu diantisipasi. Tidak ada penurunan harga komoditas. Dinas terkait diharapkan menjaga pasokan dan stabilitas harga terutama menjelang awal 2025,” tuturnya. (rmd)
Komentar