TANAHDATAR, METRO – Sektor pariwisata Tanahdatar merupakan salah satu sektor unggulan diharapkan akan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Hasil yang diharapkan tentunya peningkatan kunjungan wisatawan yang akan memberi dampak bergeraknya ekonomi masyarakat. Langkah ini yang diupayakan Pemkab Tanahdatar dengan melakukan kerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI melalui ProgramPenilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).
Satu tahapan telah dillalui dengan telah dilakukan penandatanganan Berita Acara hasil Uji Petik PMK3I ini dihadiri Bupati Tanahdatar, Irdinansyah Tarmizi, Wakil Bupati, Zuldafri Darma, Ketua DPRD Tanahdatar, Anton Yondra, Forkompinda, Pj Sekda Helfy Rahmy Harun, Jumat (22/3).
Bupati Irdinansyah Tarmizi mengatakan, terima kasih dan menyambut baik atas kesempatan yang diberikan kepada Tanahdatar khususnya pelaku ekraf untuk nantinya bisa mendapat bimbingan, pendampingan dan pembinaan dari Bekraf.
“Selama ini pelaku ekonomi kreatif dengan berbagai macam jenis berjalan seperti air mengalir, mengalir secara alami, namun ketika ada kendala, sering mentok sendiri tanpa mendapat jalan keluarnya tepat, mudah-mudahan bagi pelaku ekraf yang terpilih akan terbantu dalam peningkatan skala usaha maupun kreatifitas yang semakin beragam,” ujarnya.
Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Ahmad Rekotomo mengtakan, program Penilaian Mandiri Kabupaten dan Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) merupakan salah satu program unggulan dari Deputi Infrastruktur Bekraf yang bertujuan untuk membangun “Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia” guna memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah.
Untuk Tanahdatar, sejak 19 Maret hingga 22 Maret 2019, Kedeputian Infrastruktur Bekraf telah menurunkan Tim PMK3I dan Tim Asesor untuk melakukan self assessment guna menentukan subsektor ekonomi kreatif (ekraf) apa yang akan menjadi potensi unggulan di Tanahdatar setelah sebelumnya didapat 4 subsektor ekraf di Tanahdatar yang menjadi pertimbangan, yaitu kriya, seni pertunjukan, kuliner dan fesyen.
Dari hasil diskusi yang dilakukan bersama pelaku ekonomi kreatif, ditemukan jumlah pelaku subsektor seni pertunjukan sejumlah 269 sanggar atau kelompok seni pertunjukan, 520 produsen, distributor dan penjual eceran di bidang kuliner, 68 pelaku di subsektor fesyen serta 84 kelompok di subsektor kruya yang terdiri dari pelaku tenun sulam, kriya tenun singket, kriya rajut dan kriya batik.
“Selama di Tanahdatar, kita melakukan Uji Petik PMK3I yang merupakan proses in depth interview dan bottom up scale tim asesor bersama dengan ke empat aktor ekraf (quadruple-helix) yaitu Pemda, Komunitas Kreatif, Akademisi, dan Pebisnis dari daerah tersebut guna menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan oleh setiap subsektor ekraf,” jelasnya.
Dikatakan,Tanahdatar memiliki kelebihan sebagai “induk” budaya Minangkabau.
“Dengan dikembangkan dan dilestarikan nilai dan budaya Minangkabau di Tanahdatar, daerah lain tentunya akan terus berkaca ke induknya sendiri,” ujarnya.
Sementara dari uji petik Tanahdatar ini, jelas salah seorang tim diperoleh hasil, Subsektor Kuliner di Tanahdatar tumbuh merujuk pada kebudayaan kuliner lokal yang didukung oleh bahan baku setempat. tercatat dilakukan 500 lebih UKM. Walaupun pertemuan dengan empat pelaku menunjukkan besarnya nilai uang beredar, tetapi kelompok pelaku subsektor ini belum dapat dikategorikan berdasarkan besaran kekuatan maupun jangkauan. Adapun yang menjadi sorotan, antara lain: aneka keripik sebagai kudapan, aneka rendang, kopi dan panganan manis;
Subsektor Kriya didapatlah tenun songket dan batik yang menjadi sorotan utama. Subsektor Kriya ini saat dilakukan uji petik 86 kelompok usaha dimana 5 pelaku menunjukan nilai uang yang beredar belum terlalu siginifikan. Akan tetapi, subsektor ini merujuk dan mendasarkan diri pada pedoman dan rujukan tradisional sehingga subsektor ini berfungsi antara lain sebagai sarana konservasi dan pengembangan dari kriya dalam hal ini batik dan tenun.
Subsektor Fesyen tidak terindikasi dari uji petik ini karena sedikitnya pelaku yang dapat diverifikasi. Akan tetapi subsektor ini memiliki potensi yang luar biasa, mengingat kekayaan khasanah adat Minangkabau sehingga subsektor ini memiliki potensi besar untuk ekonomi kreatif di masa datang. (ant)