PADANG, METRO–Menyambut akan datangnya Hari Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) memastikan pasokan komoditas andalan tetap aman. Terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, seperti cuaca ekstrem yang mulai melanda wilayah Sumbar. Dibutuhkan langkah antisipasi berupa pengecekan stok di cold storage, penguatan cadangan pangan, dan koordinasi lintas sektor untuk memastikan keamanan pasokan.
Hal ini menjadi perhatian pada kegiatan High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar.
“Kita perlu antisipasi cuaca ekstrem, seperti kemarin sempat kejadian beberapa kapal gagal berlayar di Kepulauan Mentawai. Tapi, secara keseluruhan kita bagus dalam menyongsong 2025,” ungkap Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui presentasi OPD terkait, Provinsi Sumbar masih mencatatkan surplus pangan walaupun produksi padi, jagung, dan cabai sempat menurun akibat bencana.
Secara spesifik, luas total panen padi dan angka produksi sempat mengalami penurunan signifikan akibat bencana. Namun, jika dibandingkan dengan angka penduduk di Sumbar, masih tercatat surplus.
Terungkap juga bahwa kondisi tersebut tidak terlalu mempengaruhi angka inflasi Sumbar yang justru lebih rendah dibandingkan dua tahun terakhir. Sektor pertanian pun masih menjadi sektor utama dalam pengendalian inflasi, terlebih setelah deflasi yang sempat terjadi di Sumbar.
“Sektor pertanian merupakan backbone perekonomian di Sumbar. Dengan angka inflasi kita yang rendah meskipun kemarin sempat terjadi deflasi berturut-turut, kita perlu melakukan penguatan komoditas-komoditas andalan kita,” sambung Audy.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Kepala Pewakilan BI Sumbar menjelaskan bahwa meski ada perlambatan produksi pascabencana, produktivitas pangan tercatat mulai membaik. TPID Sumbar diharapkan dapat berfokus kepada tantangan produktivitas pangan dan pengendalian inflasi di tahun yang akan datang.
“Ke depannya, kita berharap TPID Sumbar berfokus dalam mengatasi tantangan terkait produktivitas dan distribusi pangan, serta melakukan upaya pengendalian inflasi yang tepat agar kita dapat menjaga stabiltias harga,” tutur Muhamad Irfan Sukarna selaku Deputi Kepala Pewakilan BI Sumbar.
Melalui pertemuan ini, TPID Sumbar menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi untuk menjaga inflasi dan memperkuat sektor-sektor andalan. TPID bersama Pemprov Sumbar optimis langkah ini akan menjaga stabilitas harga sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. (fan)