Warga Mentawai Sampaikan Aspirasi ke Edriana

MENTAWAI, METRO – Juru bicara Tim Prabowo-Sandi, Edriana, SH, MA menyambangi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rabu (20/3). Kehadiran Edriana ini untuk menyapa langsung masyarakat di sana.
Berangkat dengan kapal MV Mentawai Fast, aktivis perempuan itu bersama rombongan berangkat dari Dermaga Muaro Padang menuju Tuapeijat, Rabu pagi. Ketika sampai di distrik yang menjadi pusat pemerintahan kabupaten itu, Edriana sudah ditunggu masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai dan pengurus DPC Partai Gerindra beserta kader dan simpatisan.
Direktur Women Research Institute (WRI) itu bertatap muka dengan masyarakat di salah satu gedung pertemuan, di Jalan Raya Sido Makmur, Kecamatan Sipora Utara, Mentawai. Melalui pertemuan dengan masyarakat hari itu, Edriana banyak menampung aspirasi yang selama ini banyak diabaikan para legislator yang telah duduk di kabupaten, provinsi bahkan di Senayan.
Masyarakat di sana sangat menyesalkan rencana pembangunan tidak kunjung selesai. Seperti pembangunan fasilitas penerangan jalan umum, pengelolaan lahan menjadi lahan industri, serta kedatangan orang asing, notabene berwisata tetapi dapat bekerja serta menguasai lahan.
“Lampu jalan di sini tidak berfungsi, bahkan memberi rasa kurang nyaman ketika berjalan di malam hari. Ini memicu tindak kriminalitas di daerah kami,” kata Abu, salah seorang warga setempat.
Masyarakat sangat membutuhkan informasi serta pembangunan di daerah. Tidak hanya itu, status guru honorer tidak jelas. Ia sangat sesal dengan wakil rakyat yang tidak memenuhi janji, bahkan dibilang sangat minim menyapa serta menampung aspirasi pendapat.
“Kami sangat berharap kepada ibu nantinya, jangan lupakan kami. Bangunlah daerah serta memberi solusi agar masyarakat dapat belajar mandiri dari ide dan gagasan ibu,” ujarnya.
Menjawab hal itu, Edriana menyampaikan, bahwasanya kebebasan berpendapat telah diatur dalam undang-undang. Terkait pendidikan, Cawapres Sandiaga Uno memberikan solusi dan itu telah disampaikan saat debat pemilu 2019, Minggu (17/3).
“Ibu-ibu, bapak-bapak serta anak muda kita jangan takut menyampaikan pendapat kepada mereka yang telah kita pilih mewakili kita. Itu merupakan hak rakyat untuk mendesak agar terealisasi. Nah, menyoal persoalan pendidikan tadi, Cawapres Sandiaga Uno telah menjawabnya dan memberi solusi,” ungkap Edriana.
Sambungnya, tawaran solusi itu tentu berkaca dari pengalaman dan sesuai fakta yang terjadi. Dimana kesejahteraan para guru tenaga honorer sangat mundur, bisa dikatakan jauh dari harapan. Cawapres Sandiaga telah menjelaskan visi dan misi terkait persoalan pendidikan, ini fokus utama Prabowo-Sandi, agar pendidikan selama ini jadi lebih baik.
“Status mereka selama ini tidak masuk dalam sistem, ke depan memastikan bisa masuk dalam sistem, guru adalah kunci utama menyukseskan pendidikan, meskipun mereka honorer tetap pahlawan bagi generasi muda kita, kita harus selamatkan. Capres dan cawapres pilihan kita akan mengangkat tentang guru honorer,” ungkap Edriana, salah seorang deklarator Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi.
Tidak hanya itu, mereka resah dengan persoalan tanah ulayat. Masyarakat mengaku, kalau segelintir elite menguasai, berdampak pada masa depan anak dan cucu mereka. “Kami tidak tahu dasarnya serta bagaimana sebenarnya, kami berharap pemerintah daerah dan lainnya serta ibu memperjuangkan hal ini. Demi generasi ke depan,” ungkap Mateus.
Polemik dirasakan masyarakat Mentawai, yang membutuhkan perubahan dan kemajuan. Edriana mengungkapkan, ini perlu diperhatikan kembali, menelusuri akar persoalannya, agar rakyat tidak menderita di tanahnya sendiri. “Ini tujuan saya, menggali dan mendengarkan langsung kegelisahan warga di sini, tentu dengan apa yang disampaikan membuat saya sangat sedih dan perlu diperjuangkan, karena saya juga fokus pada masalah lingkungan,” ungkap Edriana, caleg perempuan pertama menyapa masyarakat Mentawai. (rel/fan)

Exit mobile version