PESSEL, METRO— Aktivitas tambang emas liar di Kampung Mesin Gergaji, Kenagarian Tambang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, terus berlanjut meski mengancam keselamatan warga sekitar.
Tambang ini beroperasi di bawah rumah-rumah penduduk, menciptakan risiko besar bagi keselamatan dan kenyamanan mereka.
Hampir setiap malam, puluhan pekerja tambang emas liar menggali terowongan bawah tanah dari pukul 23.00 hingga 04.30 WIB untuk mencari bongkahan batu mengandung emas.
Aktivitas ini menyebabkan kerusakan struktural pada bangunan di atasnya, seperti yang dialami Meris (52), warga setempat.
Meris mengungkapkan bahwa ia menemukan terowongan tambang di bawah rumahnya ketika menggali tanah untuk pemasangan sumur.
“Awalnya saya mau pasang cincin lingkaran sumur. Saat digali lebih dalam, saya menemukan terowongan dan beberapa kayu penyangga yang digunakan para penambang,” ujarnya.
Dampak dari aktivitas ini sangat dirasakan Meris. Dinding rumahnya retak, lantai rumah mulai turun, dan suara aktivitas tambang sering mengganggu waktu istirahat keluarganya.
“Terowongan tambang berada tepat di bawah ruang tamu dan kamar anak saya. Jika sewaktu-waktu tanah amblas, siapa yang akan bertanggung jawab?” keluhnya.
Meris menambahkan, kegiatan tambang liar ini sempat dihentikan oleh pihak terkait namun kembali beroperasi.
Ia berencana melaporkan aktivitas ini ke pihak kepolisian karena membahayakan keselamatan keluarganya dan warga lainnya.
“Harus ada tindakan tegas karena tambang ini jelas tidak memiliki izin,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Nagari Tambang, Malik M, mengakui bahwa aktivitas tambang emas liar ini telah berlangsung hampir setahun.
“Kami sudah memberikan imbauan dan memanggil oknum pengelola tambang. Namun, mereka tetap nekat melanjutkan aktivitas,” jelas Malik.
Pihak nagari juga telah melaporkan masalah ini ke dinas terkait, kepolisian, dan Satpol PP untuk segera melakukan penertiban.
“Aktivitas tambang ini tidak hanya ilegal, tapi juga sangat meresahkan dan membahayakan warga,” tambahnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan terowongan-terowongan dengan diameter sekitar setengah meter dan hanya cukup untuk orang merunduk.
Penyangga kayu terlihat menopang galian-galian yang berada langsung di bawah rumah warga.
Situasi ini memperlihatkan betapa seriusnya ancaman keselamatan yang dihadapi masyarakat setempat. (rio)
Komentar