“Seluruh lembaga pendidikan termasuk Diniyyah Puteri harus menyusun strategi yang jitu dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar tetap eksis dan keluar sebagai pemuncak dari tantangan tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, Pimpinan Perguruan Diniyyah Puteri, Fauziah Fauzan El Muhammady S.E, Akt, MSi menyampaikan, Diniyyah Puteri yang berdiri sejak 1 November 1923 telah banyak mengukir sejarah. Sekolah ini merupakan tempat menempa diri menjadi orang yang berkontribusi untuk agama dan bangsa.
Diniyyah Puteri dikenal dengan Kurikulum Quba. Perguruan ini meraih berbagi prestasi. Pada 2024, mendapatkan pengakuan dari Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir. Lulusan Diniyyah Puteri bisa masuk ke Al Azhar, tanpa tes di berbagai prodi.
Adapun Ustaz Bachtiar Nasir dalam tausiahnya mengajak santri Diniyyah Puteri menjadi pribadi saleha berilmu yang tetap berjuang menjadi penerus ulama. Santri yang mampu menghadapi tantangan diera kemajuan teknologi ini.
“Masuk dunia gadget, tantangan bagi seorang wanita ialah menjaga kesuciannya. Status sebagai jomblo lebih hebat dari pada wanita yang hanyut dengan hawa nafsu,” ujarnya seraya menasehati agar menjauhi pacaran yang dinilai lumrah padahal ini sesuatu yang memprihatinkan.
Dia berharap Diniyyah Puteri bisa mengatasi hal itu. Menurutnya perlu integritas, kejujuran, amanah dan berpegang teguh terhadap kebenaran.
Santri bukan hanya fokus di berbagai cabang ilmu, melainkan menjadikan Al-Qur’an bisa terpatri pada dirinya. Ustaz Bachtiar juga mengajak santri jangan menjadi budak gadget, tetapi gadget-lah yang mesti dikuasai (diperbudak) untuk kemudahan belajar dan bekerja. (rmd)